Saturday 28 December 2013

Prajurit Berani Mati Dalam Sejarah Dunia

Berani Mati mungkin itu selogan pembelaan yang sangat seram yang bisa membuat kita bergidik. arti dari berani mati itu adalah rela memberikan nafas dan jiwanya terhadap sesuatu yang dibelanya. Prajurit jaman dahulu memberikan seluruh jiwa raganya untuk bertempur membela negara tanpa memberikan surat "disposisi" kebawahannya atau ke yang lain ;) namun diantara yang sempat tercatat disejarah.
Thomas A. Baker (1944)

Sersan Baker adalah bagian dari gabungan angkatan darat & laut Amerika Serikat yang ditugasin buat merebut pulau Mariana Saipan dari tangan Jepang. Di satu hari saat beberapa pasukannya terdesak serangan senapan mesin dari musuh, baker mengambil sebuah peluncur roket berlari beberapa meter menuju bunker tentara jepang, dan.. Duarrr! Satu tembakan roket membuat bunker kecil itu hancur rata dengan tanah.

Saat hari terakhirnya, Baker menyadari kalau dia beserta pasukannya kini berhadapan sama 5.000 lebih tentara jepang bersenjata lengkap + bayonet. Terkepung dari tiga arah sekaligus, baker bersiap untuk melakukan serangan.

Gelombang serangan pertama dari tentara jepang membuatnya mendapatkan luka yang cukup serius, saat pelurunya habis dia menggunakan apapun yang ada didepannya sebagai senjata, bahkan dia sempat menghajar beberapa musuh dengan tangan kosong. Karena terluka parah, Baker lalu ditandu dari medan pertempuran. Saat itu hampir semua tentara Amerika terpaksa dipukul mundur, tapi Baker rupanya menyadari dirinya yang terluka hanya akan memperlambat pasukannya. Satu permintaan terakhir, dia minta diturunkan dan dibaringkan kebelakang pohon, berbekal sepucuk pistol Colt 1911 terisi 8 peluru penuh dia menyuruh semua pasukannya untuk segera mundur secepat mungkin.

Saat Amerika berhasil merebut pulau Saipan dibulan itu juga, mereka menemukan jasad Baker masih bersender di tempat yang sama saat mereka tinggalkan. Pistol Colt 1911 yang dipegangnya telah kosong. Didepannya kini tergeletak 8 tentara Jepang yang tewas, sama seperti jumlah peluru yang dimiliki baker disaat terakhirnya..

Frank Luke (1918)


Pada waktu perang dunia pertama karena teknologi belum canggih, balon udara biasa oleh Jerman digunakan sebagai alat pengintai. Diliat dari fisiknya sih sebenarnya alat pengintai ini lumayan empuk tapi karena dilindungi satu skuadron pesawat tempur dan pasukan artileri antiudara, usaha untuk menghancurkannya bisa jadi perbedaan antara hidup dan mati.

Frank Luke adalah salah satu dari sekian pilot pesawat tempur amerika yang mempunyai reputasi terbaik untuk urusan yang satu ini. Bahkan dalam 10 kali penerbangan dia sempat menjatuhkan 14 balon pengintai dan 4 pesawat tempur musuh. 1 rekor yang tak terkalahkan selama perang dunia pertama.

Penerbangan terakhir luke terjadi di Murvaux, Perancis tahun 1918. Sendirian dalam jantung pertahanan musuh dia berniat untuk menjatuhkan sekumpulan balon udara yg ada didepannya. Dimulai dengan terbang rendah, dia berhasil menjatuhkan dua balon udara pertamanya. Saat berusaha menghindari serangan dari artileri anti udara dan tembakan senapan mesin, 1 skuadron pesawat tempur musuh menukik dari atas dan siap untuk mengejarnya.

Terkepung baik di darat dan di udara tidak menyurutkan niat Luke untuk terus menyerang. Setelah menghindari beberapa serangannya akhirnya dia berhasil menjatuhkan balon ke tiga dan seterusnya. Pada saat yang bersamaan Luke sebenarnya sudah terluka parah, rentetan tembakan senapan mesin dari sebuah bukit rupanya telah menembus badan pesawat dan mengenai punggungnya. Memastikan kalau tidak ada lagi balon udara yang terbang, Luke lalu memutuskan untuk mendarat darurat disatu lapangan terbuka.

Setelah berhasil mendarat menyadari kini dia dah tidak bisa kemana-mana lagi dan terkepung dari segala penjuru, Luke memutuskan untuk tidak mati begitu aja. Terluka parah ia mengeluarkan pistol Colt Model 1911 miliknya lalu menembak beberapa tentara Jerman yang ada didepannya sebelum akhirnya tewas karena luka tembak didada dan punggungnya

Ia menjadi penerbang pesawat tempur amerika pertama yang dianugerahi medali kehormatan "Medal Of Honor".

Saito Musashibo Benkei (1189)


Benkei adalah seorang raksasa yang sangat kuat. Pada waktu itu dia bergabung dengan kuil lalu menjadi biarawan. Namun dia bukan biarawan seperti pada pada umumnya yang rajin berdoa dan sembahyang didalam kuil dan tentunya tidak berhubungan dengan segala sesuatu yang berbau kontak fisik. Dulu biara atau kuil tidak cuma dijadiin sebagai tempat spiritual aja tapi juga dijadiin sebagai pusat budaya, administrasi dan militer. Karena tidak cocok, beberapa waktu kemudian Benkei berhenti dan memutuskan untuk menjadi Yamabushi, yakni sebuah tradisi lama yang meyakini kekuatan supranatural dapat membuat seorang menjadi pendekar yang kuat.

Disebuah daerah di Kyoto dia menantang siapapun pendekar pedang terkuat untuk mengalahkannya. Lebih dari 999 pedang dah dia kumpulin sebelum akhirnya seseorang bernama Minamoto No Yoshitsune mengalahkannya. Sebagai tanda bukti kekalahannya Benkei lalu bergabung dengan Yoshitsune dan berperang melawan Klan Taira.

Semua berjalan baik, kesuksesan demi kesuksesan diraih duo itu, sebelum pada akhirnya saudara tertua Yoshitsune, Minamoto No Yoritomo karena cemburu memfitnah Yoshitsune sebagai pengkhianat. Mengetahui segalanya akan segera berakhir, Yoshitsune memutuskan kalau jalan terbaik mengakhiri semua ini adalah dengan melakukan ritual Sepukku yang tidak lain adalah ritual bunuh diri. Supaya ritual ini lancar, benkei lalu menjaga istana tempat Yoshitsune berada

Telah terkepung dari segala penjuru, Benkei menjaga satu-satunya gerbang utama memastikan tidak akan ada siapapun yang bisa lewat. Satu persatu prajurit mencoba maju untuk melawan, namun tidak ada satupun yang bisa lewat karena semuanya tewas di tangan Bengkei. Dengan segala kekuatannya Benkei menghabisi siapa saja yang mencoba lewat. Memberikan waktu bagi Yoshitsune untuk menyelesaikan ritual bunuh diri nya.

Menyadari prajurit yang maju itu tidak ada yang berhasil, pasukan musuh memutuskan untuk menembakkan hujan panah ke arah Benkei. Puluhan panah berhasil menembus badannya, but you know what?? Benkei tidak langsung roboh, butuh beberapa waktu untuk menyadari kalau ternyata Benkei sudah mati walaupun dalam keadaan berdiri.

Yoshitsune sudah melakukan ritualnya dan dia mati dalam keadaan terhormat

Vikings Di Jembatan Stamford (1066)


Pada tahun 1066, waktu itu sejumlah Viking yang memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum melakukan invasi disergap oleh pasukan Inggris ditempat yang dikenal dengan Jembatan Stamford. Karena diserang tiba-tiba, mereka tidak sempat melakukan persiapan dan seluruh peralatan mereka masih tertinggal di kapal.

Kelompok Viking yang terserang terbagi dua, satu disisi timur dan yang satu lagi di sisi barat jembatan. Setelah menghabisi kelompok yang berada disisi timur, kelompok pasukan Inggris itu lalu memutuskan untuk menghabisi kelompok lainnya yang ada disebelah barat.

Saat mereka mencoba menyebrangi jembatan itulah, seorang Viking bertubuh besar lengkap dengan kapak ditanggannya telah berdiri, bersiap membunuh siapa saja yang mencoba melewatinya. Viking ini ternyata bukan prajurit sembarangan, dengan kapak miliknya nya ia bisa menghancurkan baju jirah, helm dan perisai layaknya sepotong tahu, sabetan pedang pun tidak membuatnya roboh, bahkan dia seperti tidak merasakan sakit sama sekali! Puluhan prajurit Inggris pun tewas satu persatu, perlahan demi perlahan mereka kewalahan. Mereka tidak bisa melewati jembatan selama Monster Viking itu berada di atasnya..

Sampai akhirnya salah prajurit menemukan kelemahan si Viking itu. Dia lalu diam-diam menyiapkan perahu dan berenang menuju bawah jembatan. Mungkin karena sibuk menghajar orang didepannya, si Viking itu tidak menyadari kalau ada musuh berada tepat dibawah tempat dia berdiri. Dengan satu tusukan, tombak pun menembus jembatan dan tepat menusuk selangkangan si Viking serangan vital ini membuat Viking itu roboh, lalu dengan sigap pasukan Inggris pun mengeroyok si Viking yang telah sekarat itu hingga tewas..

Pertempuran ini akhirnya dimenangkan oleh Inggris, dan lebih dari 6000 Viking tewas. Peristiwa ini kemudian menjadi apa yang dikenal dengan sebutan "Akhir Bangsa Viking

No comments:

Post a Comment