Friday, 2 November 2012

Pemda Lampung Selatan Harus Memediatasi Kerusuhan Antar Warga

Pertemuan antara tokoh adat dari lima marga di Kalianda dengan Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza SZP menghasilkan tiga kesepakatan penting, di antaranya meminta pemda setempat untuk melakukan memediatasi kerusuhan antar warga yang telah menewaskan 14 orang, puluhan luka-luka, dan puluhan rumah terbakar dari kedua belah pihak. 

Kesepakatan itu dihasilkan setelah dilakukannya pertemuan antara tokoh masyarakat yang dipimpin Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza di Aula Rajabasa, Rabu (31/10). 

Kesepakatan kedua, Pemkab melalui Bupati diminta untuk memindahkan warga Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji dari Lampung Selatan dan yang terakhir,  sebelum persoalan ini tuntas, hendaknya Desa Balinuraga ditetapkan sebagai daerah status quo.

Dalam pertemuan itu juga terungkap bahwa  tokoh adat dari lima marga di Kabupaten Lampung Selatan meminta agar masyarakat Desa Balinuraga dapat dipindahkan. Sebab menurut mereka hal itu menjadi satu-satunya solusi agar konflik horisontal antar warga tidak lagi terjadi.

"Kami  masyarakat Lampung Selatan tidak pernah ingin berkonflik. Kita dapat hidup damai dengan masyarakat berbagai suku selama saling menghargai. Namun sejak kehadiran mereka selalu timbul konflik, tidak saja dengan penduduk pribumi tapi dengan warga Lampung lainnya,  hingga menjadi konflik horizontal antar warga masyarakat," ungkap para tokoh masyarakat.

Apabila mereka dipindahkan mereka berkeyakinan dapat meminimalisir permasalahan konflik horizontal yang selama ini sering terjadi.

Dalam pertemuan antara Kapolda Lampung Brigjen Pol Jodie Rooseto bersama Danrem 043 Garuda Hitam, Kol CZI Amalsyah Tarmizi di Aula Kapolres Lampung Selatan, juga terungkap agar warga Desa Balinuraga di pindah dari Lampung Selatan. 

Menangapi hal itu, Kapolda agak sulit memberikan jawaban pasti dan menyerahkan persoalan tersebut kepada Danrem 043 Garuda Hitam.

Danrem 043 Kol CZI Amalsyah Tarmizi menegaskan, soal memindahkan masyarakkat bukan kewenangan Polda Lampung, namun hendaknya pertemuan ini  dapat menjadi kado manis bagi perpindahan Kapolda Lampung ketempat barunya. 

"Saya berharap pertemuan ini dapat dimaknai dengan baik dan komprehensif. Sehingga tercipta damai yang hakiki di Lampung," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui bentrok dipicu masalah sepele dimana pada Sabtu malam lalu (27/10), dua orang pemudi dari Desa Arong mengalami kecelakaan, akan tetapi bukannya mendapatkan pertolongan dari warga Desa Balinuraga melainkan justru perbuatan seronok yang diterima kedua pemudi tersebut. 

Lantas kedua pemudi itu mengadu, maka datanglah 30 orang warga Desa Arong bermaksud untuk menegor secara baik-baik agar jangan mengulangi perbuatan itu, akan tetapi kedatangan mereka langsung disambut dengan dentuman suara dari senjata api dan sabetan senjata tajam sehingga  menyebabkan satu warga Desa Arong meninggal ditempat.

Keesokannya (28/10) kembali warga Arong dengan jumlah yang banyak mendatanggi Desa Balinuraga lagi-lagi dua warga Desa Arong tewas. 

Baru seusai pemakaman ketiga jenazah warga Arong itulah tanpa dikomando ribuan warga dari Kalianda meringseng dan menghajar warga Desa Balinuraga yang menyebabkan sembilan orang tewas dan 16 rumah terbakar.

1 comment: