Indonesia baru saja bergabung menjadi anggota ke-19 organisasi riset multilateral, The International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA). Pada awalnya, IIASA yang berbasis di Wina, Austria, ini berdiri untuk menjadi jembatan diplomasi bagi blok barat dan blok timur di era Perang Dingin.
Kini, IIASA mengambil posisi sebagai lembaga riset kelas dunia yang saling bekerja sama dengan berbagai negara untuk memecahkan masalah kompleks dunia, seperti energi, perubahan iklim, pangan dan air, serta kemiskinan dan keadilan. Ambisi IIASA adalah memberikan solusi bagi berbagai problem yang terlalu besar untuk dipecahkan oleh satu negara.
Menurut Idwan Suhardi, Deputi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kementerian Riset dan Teknologi, alasan Indonesia harus masuk ke dalam IIASA adalah untuk berbagi pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan, seperti energi, perubahan iklim, pangan, dan lain-lain.
"Di acara ini berkumpul semua peneliti-peneliti dari dunia untuk bersama-sama mengurangi dampak dari masalah sosial, seperti perubahan iklim yang sekarang menjadi masalah global," kata Idwan Suhardi, saat ditemui diacara Sosialisasi Forum Ilmiah Perubahan Iklim (IPCC-Indonesia), Jakarta, 2 November 2012.
Langkah Indonesia bergabung dengan IIASA adalah mengingat posisi Indonesia yang memiliki porsi ekonomi terbesar ke-16 di dunia. Ini telah menyebabkan Indonesia memerlukan lebih banyak rencana dan aktualisasi kebijakan berbasis riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan, berkeadilan, serta lestari.
"Di IIASA bukan hanya untuk berbagi pengalaman, tapi juga bersama-sama mencari cara untuk menyelesaikan berbagai masalah di negara masing-masing anggota," tambah Idwan Suhardi.
Keanggotaan Indonesia di IIASA ditandai dengan kehadiran tim Kementerian Riset dan Teknologi pada Konferensi Perayaan 40 Tahun IIASA, di mana Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta didaulat menjadi pembicara di program pembuka High Level Session: Science Support for Global Transitions, di Wina, 24 Oktober 2012.
Dalam kesempatan itu, Gusti Muhammad Hatta juga memperlihatkan Indonesia sebagai inspirasi untuk dunia mempelajari solusi dunia. Indonesia adalah negara kompleks yang telah berhasil melewati masalah ekonomi dan menegakkan demokrasi.
Menristek juga menekankan pentingnya menciptakan solusi yang memungkinkan adanya keterlibatan seluruh pemangku tanggung jawab.
Di masa depan, Indonesia akan mengaktifkan posisinya di IIASA sebagai wahana riset, pengembangan kapasitas, dan diplomasi teknologi. Lewat IIASA, Indonesia akan melatih para ilmuwan muda untuk mampu melakukan riset lintas disiplin ilmu, serta tangkas dalam mengaktualisasi hasil penelitiannya untuk menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat.
No comments:
Post a Comment