Wednesday, 5 December 2012

Mursi Tinggalkan Istana Takut Kerusuhan Makin Liar

Headline
Polisi anti-huru-hara Mesir menembakkan gas air mata terhadap para demonstran yang menentang dekrit Presiden Mohamed Mursi di dekat istana presiden di Kairo, Selasa (4/12).
Setidaknya 18 orang terluka dalam keributan ini dan membuat Mursi ketakutan serta meninggalkan kediamannya. Sumber-sumber di istana kepresidenan mengatakan Mursi meninggalkan istana saat kerumunan demonstran mulai tak terkendali.
Demonstran menerjang garis polisi dan kawat berduri yang membentengi istana kepresidenan, sementara polisi anti-huru-hara menembakkan gas air mata. Untuk menghindari bentrok lebih maut, polisi mundur dan membolehkan para demonstrans bergerak lebih dekat dengan istana.
Ribuan demonstran berbaris menuju istana memprotes dekrit Mursi yang memberinya kekuasaan penuh dan rancangan undang-udang dasar yang dengan cepat diterima para pendukungnya di Dewan Konstituante yang didominasi kaum Islamis.
“Revolusi Mesir diakhiri oleh orang-orang ini. Kita tak bergelut melakukan sebuah revolusi baru, tapi berjuang demi apa yang kami inginkan. Perjuangan ini terus berlanjut sejak 2011,” tutur Shimaa Helmy, aktivis anti-Mursi kepada RT Online, portal berita Rusia, di Kairo.
Demonstrans yang menggelar aksi sejak Selasa mengancam akan mendekati istana jika tak ada tindakan terhadap dekrit Mursi. “Kami ingin dekrit presiden dibatalkan,” ucap Mahmud Hashim kepada AFP.
Kerumunan ratusan demonstrans anti-Mursi juga berkumpul di luar masjid distrik Abbasiyah kemarin. Mereka berteriak “Medeka atau kita mati! Mohamed Mursi! Muhamed Mursi! Tidak Sah! Ikhwanul Muslimin! Tidak Sah!”.
Demonstran juga berkumpul di depan rumah Mursi dan berteriak:”Jatuhlah anak-anak anjing. Kitalah yang berkuasa dan kitalah rakyat (Mesir)!” Mursi mendesak dilaksanakan referendum seluruh Mesir mengenai rancangan konstitusi pada 15 Desember.

No comments:

Post a Comment