Mantan Ketua Mantiqi III, Nasir Abbas mengingatkan agar tidak terkecoh dengan penampilan orang yang mengenakan topi, membawa tas dan berjaket dalam bom JW Marriot dan Ritz-Carlton. Sebab bisa jadi pelakunya tidak terdaftar sebagai tamu hotel, meski bom dirakit dari dalam.
"Kita sekarang ini fokus pada penampilan seseorang yang pakai topi membawa tas dan jaket. Mereka itu memang yang terdaftar, tapi jangan terkecoh dengan penampilan seperti itu," kata Nasir Abbas.
Hal itu disampaikan dia usai menghadiri ujian terbuka promosi doktor AM Hendropriyono di Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu (25/7/2009).
Nasir menduga masih ada orang lain atau pelaku yang berada di tempat itu melakukan perakitan yang tidak terdeteksi. Bom bisa jadi dirakit dari dalam hotel.
"Ini perlu dicurigai. Noordin juga sudah mengetahui beberepa kelemahan di hotel tersebut. Pasti ada orang baru, karena itu dia melakukan perekrutan terus," katanya.
Dia meyakini pelaku peledakan adalah jaringan Noordin M Top. Ada lima kesamaan dengan kasus bom sebelumnya. Pertama, sasaran ditujukan kepada warga barat. Kedua, teknis pembunuhan menggunakan bom mulai bom Bali I hingga Marriot sekarang ini adalah sama.
Ketiga semua bom bunuh diri. Selanjutnya keempat, Noordin mencari perhatian. Semua yang dilakukan oleh Noordin mulai dari Bali hingga Ritz Carlton itu adalah tempat yang dikenal dunia, termasuk sasaran terakhir yang akan digunakan oleh MU.
"Kelima, isu gobal karena ada Amerika yakni penarikan pasukan dari Irak tapi kemudian dipindah dan menambah pasukan ke Taliban Afganistan. Hanya satu perbedaan, rakitan bom itu dilakukan di lokasi," pungkas dia.
No comments:
Post a Comment