Ayah Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, mengkritik film arahan David Fincher, The Social Network, yang mengisahkan tentang Zuckerberg. The Social Network menggambarkan Zuckerberg sebagai sosok yang kejam, tidak mengenal belas kasih, dan senang menikam orang dari belakang. Deskripsi itu, menurut Edward Zuckerberg, sama sekali tidak akurat.
Meskipun Zuckerberg sendiri menyikapi The Social Network dengan santai – bahkan membawa para pegawainya ke bioskop untuk menonton film itu, namun sang ayah, Edward, tampak gerah dengan film yang meraih tiga Piala Oscar itu. “Film itu tidak adil untuk putra saya. Sangat tidak akurat dan mengganggu,” kata Edward yang merupakan dokter gigi di New York.
Edward mengungkapkan kepada Los Angeles Times bahwa ia membeli komputer pertamanya pada tahun 1984, sama seperti tahun lahir putranya. Ia mengatakan, ia lalu mengajari Zuckerberg cara memprogram komputer Atari 800 yang kini sudah kuno. “Itu karena Mark bosan dengan tugas-tugas sekolahnya,” ujar pria berusia 56 tahun itu.
Zuckerberg, lanjut Mark, kemudian menciptakan jaringan komputer yang disebut ZuckNet. Dengan ZuckNet, orang-orang di rumah Edward dan di klinik gigi dapat saling berkirim pesan satu sama lain. Rumah Edward terletak di tingkat atas, sedangkan klinik gigi terdapat di lantai bawah.
Edward pun mengatakan, putranya bukan tipe orang yang kejam. Ia menceritakan, meskipun kini Zuckerberg telah meraih kesuksesan berskala global, namun putranya itu tetaplah sosok yang rendah hati. “Ketika komputer di klinik gigi rusak, aku tetap menghubunginya,” kisah Edward.
Edward sendiri dikritik karena menggunakan Facebook ciptaan putranya untuk mempromosikan klinik giginya. Ia berkirim surat ke penduduk lokal di daerahnya untuk mempromosikan kliniknya, dengan memperkenalkan diri sebagai ‘ayah pendiri Facebook.’
Sampai saat ini, Edward masih bekerja penuh waktu sebagai dokter gigi. Ia dijuluki ‘Painless Dr. Z’ (Dokter Zuckerberg yang mengobati tanpa rasa sakit). Edward pun tetap menggunakan Facebook untuk mengirimkan penawaran-penawaran khusus kepada para pasiennya.
Edward menyatakan, ia telah mencoba mempromosikan klinik giginya ke situs jaringan sosial lain yang menjadi rival Facebook, tapi ia merasa tidak puas. Ia merasa, tidak ada yang bisa menandingi situs buatan putranya itu. “Facebook adalah sarana promosi yang dahsyat untuk bisnis,” tutup Edward.
No comments:
Post a Comment