Nama Einstein tentu tidak asing lagi bagi telinga siapa pun juga. Demikian juga dengan teori relativitasnya. Tapi, penelitian terhadap otak ahli fisika ini tentu masih merupakan hal baru dan tidak banyak orang yang mengetahuinya.
Namun ternyata Otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955.
Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brillian dalam dunia fisika dan matematika.
Mengenai pengambilan otak dan pengawetan ini apakah mendapat ijin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: “Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan”.
Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat ijin dari fihak keluarganya. Ijin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.
Prof Marian Diamond yang membedah otak Einstein menemukan bahwa otak Einstein sangat mirip dengan otak orang kebanyakan. Hanya otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu saja.
Prof Marian Diamond adalah ahli anatomi otak, dari Universitas California di Berkeley, telah menghabiskan waktu selama enam bulan hanya untuk meneliti otak Einstein. Beliau “menyibukkan diri” memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.
Di bagian sebelah kiri otak sang jenius ini ditemukan ditemukan lebih banyak sel glial untuk setiap neuron daripada dalam otak biasa. Hal ini mungkin bisa menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas, sekalipun Professor Diamond tidak begitu dapat memastikannya.
Sebagai gambaran, ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, yang melakukan tugas berpikir dan mengatur kerja syaraf, sedangkan sel glial atau neuroglia berfungsi menyediakan “makanan” dan melakukan tugas yang menunjang kerja sel neuron.
Prof. Diamond memperoleh gagasan untuk melaksanakan penelitian itu setelah melihat gambar otak Einstein yang telah diawetkan, yang dimuat dalam sebuah majalah ilmu pengetahuan.
Otak yang diawetkan ini dimiliki oleh seorang ahli patologi dari Missouri, Amerika Serikat. Thomas Hervey, ahli patologi ini adalah salah seorang dari para dokter yang melaksanakan otopsi atas ahli fisika ini, pada waktu Einstein meninggal 18 April 1955 pada umur 76 tahun. Ternyata tidak gampang merawat awetan otak ini. Ahli patologi tidak sekalipun bermaksud menjualnya. Untuk membujuk ahli patologi ini, Prof. Diamond memakan waktu selama tiga tahun. Itu pun tidak seluruhnya. Sang profesor hanya mendapatkan empat irisan kecil dari otak itu.
Bagaimanapun juga, otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.
No comments:
Post a Comment