Wednesday, 31 October 2012

MEDIA SOSIAL, PAHLAWAN KALA BADAI MENERJANG NEW YORK


Topan Sandy rupanya terlalu digdaya bagi Amerika Serikat, meski ia berjuluk negara adidaya.  Hanya dalam beberapa  jam, badai dahsyat memporakporandakan apapun yang dilewatinya, menuntut korban nyawa.
New York, kota metropolitan yang supersibuk, lumpuh total. Gelombang setinggi 3,9 meter membanjiri pelabuhan dengan rumput laut, menenggelamkan terowongan kereta bawah tanah, dan memutus aliran listrik di kediaman setengah juta orang.  Bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) dan NASDAQ tutup. “Big Apple” bak kota mati. Gelap di sana-sini.
Terjangan Sandy juga “membungkam” sejumlah perusahaan media yang berbasis di New York: Huffington Post, Gawker, dan  Buzzfeed. Datagram, penyedia layanan Internet yang berbasis di Manhattan kehilangan daya listriknya.
“Ruang bawah tanah banjir, pompa bahan bakar tak bisa digunakan, kami sedang memperbaikinya. Ketinggian air mencapai  5 kaki (1,5 meter) saat ini,” demikian pesan pendek yang dikirim salah satu pejabat Datagram pada situs Techcrunch.
Buzzfeed sedikit lebih beruntung berkat content delivery network (CDN) Akamai yang memiliki server di seluruh dunia. Namun, sebelumnya sebuah pernyataan dirilis. "Kami menghadapi masalah karena badai, pada server maupun CDN," kata juru bicara Buzzfeed, Ashley McCollum, seperti dimuat Independent.
Di tengah situasi sulit itu, jurus pamungkas pun dimanfaatkan:  menggunakan jejaring sosial. “Staf kami terus berusaha menciptakan konten yang bisa di-share ke Facebook, Twitter, dan Tumblr."
Sejumlah media lain pun tak ketinggalan bekerja keras menyediakan informasi dan berita dari menit ke menit, meski listrik padam dan kantor mereka kebanjiran. New York Times bahkan memasang webcam di lantai 51 gedung mereka di New York, yang memberi informasi secara langsung saat badai bergerak menuju kota.
Media sosial jadi pahlawan
Di tengah permasalahan yang menjepit sejumlah situs, media jejaring sosial menunjukkan peran pentingnya. Jutaan percakapan tercipta antar para penggunanya. Menurut blogRadian6, perusahaan analisis media sosial, Sandy disebut setidaknya sebanyak 4 juta kali di Facebook dan Twitter.
Dua jejaring sosial tersebut berperan penting untuk menjaga kontak antar anggota keluarga dan teman, serta menyebarkan informasi penting. Di Twitter, hashtag #Sandy, menjaditrending topic di seluruh dunia.
Tak hanya media, banyak lembaga pemerintah yang juga mengambil manfaat dari jejaring sosial di tengah petaka ini, termasuk Federal Emergency Management Agency (FEMA). Senin pagi waktu setempat, 29 Oktober 2012, FEMA mengirimkan tweet pada 157 ribu follower-nya, terutama bagi warga yang jaringan telepon selularnya masih terganggu. Isinya, antara lain: “Let loved one know you are OK by sending a text or updating your social networks."
Kepala FEMA Craig Fugate bahkan telah aktif men-tweet segala sesuatu tentang badai selama satu minggu belakangan dengan menyampaikan berbagai tips dan infomasi  kepada lebih dari 30 ribu orang tentang Sandy. “Now that you've prepared for #Sandy, the next step is to check on your neighbors--make sure they're ready too. We're in it together,” demikian contoh tweet FEMA.
Mengutip laman CNN, jejaring sosial juga dimanfaatkan untuk berbagi  informasi seperti jalur evakuasi, transit massal, banjir, mati lampu, juga jalur gawat darurat.
Akun Hurricane Central, misalnya, terus memberikan informasi mengenai kecepatan angin.  Sedangkan NASA membagikan gambar satelit tentang bentuk spiral dan embusan masif Topan Sandy. Informasi mengenai cuaca dan prediksi Topan Sandy juga disebarkan NASA melalui akun Twitter-nya.
Selain Facebook dan Twitter, layanan photo sharing Instagram tak ketinggalan tampil berperan. Berbagai foto mengenai Topan Sandy diunggah. Bahkan, mengutip lamanMashable, 10 foto per detik diunggah di Instagram disertai tagar #Sandy.

“Ini mendemonstrasikan betapa Instagram menjadi alat yang cepat dan bermanfaat untuk menunjukkan kepada dunia apa yang sedang terjadi, terutama dalam peristiwa penting seperti ini," kata CEO Kevin Systrom dalam keterangannya kepada Mashable.
Google pun  meluncurkan peta krisis Topan Sandy. Peta ini melacak jalur badai, memungkinkan pengguna menentukan lokasi dirinya saat badai, perkiraan jalur lalu lintas, lokasi penampungan, peringatan publik, dan kondisi lalu lintas.
Untuk para pengguna telepon genggam, ada banyak aplikasi yang bisa diunduh, semisal Hurricane Tracker dan Hurricane HD. Melalui dua aplikasi ini, masyarakat bisa mengakses peta animasi yang melacak gerak badai.
Warga Amerika juga menggunakan aplikasi Palang Merah, The Hurricane, untuk memperbarui Twitter dan Facebook, serta mengirim email dan pesan pada keluarga dan teman, mengabarkan bahwa mereka dalam keadaan aman.
Sementara itu, AccuWeather.com, situs prakiraan cuaca, menggunakan Google+ untuk terhubung dengan para penggunanya dan menjawab berbagai pertanyaan yang mereka lontarkan untuk para ahli meteorologi.
Kabar bohong
Saat orang-orang ingin mendapat informasi secepat mungkin tentang jalur badai dan nasib orang-orang terkasih, berita bohong yang disebarkan orang-orang tak bertanggung jawab sangatlah keterlaluan.
Salah satunya, tweet yang mengganggu berasal dari @ComfortablySmug yang menyebarkan kabar bohong, bahwa bursa saham NYSE kebanjiran, dengan ketinggian air lebih dari 3 kaki atau hampir 1 meter.  Berita itu langsung dibantah @CNBC BREAKING, bahwa laporan banjir di lantai bursa tidaklah benar.
Tak kapok juga, @ComfortablySmug kembali menyebarkan berita palsu bahwa Gubernur New York, Andrew Mark Cuomo, terjebak di  Manhattan, dan Con Edison telah memutus semua aliran listrik di Manhattan.
Tak hanya sekadar kata-kata, foto-foto palsu pun tersebar di dunia maya. Salah satunya gambar Patung Liberty diterjang gelombang besar, yang ternyata diambil dari Film The Day After Tomorrow.
Untungnya, semua laporan palsu dan rumor tak bertanggung jawab itu langsung dikonfirmasi oleh sumber resmi, baik secara langsung maupun melalui perantaraan media dan, lagi, media sosial

No comments:

Post a Comment