Thursday 6 December 2012

Eks PM Thailand Abhisit Dijerat Dakwaan Pembunuhan

Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva dijerat dakwaan pembunuhan selama masa unjuk rasa 'Kaos Merah' pada tahun 2010 lalu. Abhisit dituding ikut bertanggung jawab atas kematian seorang sopir taksi yang ditembak tentara Thailand saat itu.

Badan Kriminal Khusus bersama dengan jaksa dan kepolisian Thailand mengumumkan hal ini kepada wartawan setempat hari ini. Ini merupakan dakwaan pembunuhan pertama yang dijeratkan kepada pemerintahan era Abhisit.

"Pertemuan tripartit memutuskan untuk mendakwa mantan perdana menteri Abhisit Vejjajiva dan dan mantan wakil perdana menteri Suthep Thausugban dengan pasal 288," ujar Kepala Badan Kriminal Khusus, Tarit Pengdith, seperti dilansir AFP, Kamis (6/12/2012).

Pasal 288 merujuk pada pidana pembunuhan di dalam undang-undang kriminal Thailand. Keputusan tersebut didasarkan pada testimoni sejumlah saksi mata serta hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa sopir taksi yang bernama Phan Kamkong tewas ditembak oleh tentara Thailand.

Saat itu, sopir taksi berusia 43 tahun ini terjebak di antara bentrokan demonstran dengan tentara Thailand di Bangkok. Phan kemudian berlari ke sebuah blok apartemen terdekat untuk bersembunyi, setelah melihat tentara menembaki sebuah minibus yang ada di jalanan. Saat berlari itulah, Phan terkena tembakan dan kemudian tewas.

Dijelaskan Tarit, pada 12 Desember mendatang, baik Abhisit maupun Suthep akan dipanggil ke pengadilan untuk mendengar dakwaan yang dijeratkan kepada mereka. Kemudian pada hari yang sama, mereka juga akan dimintai keterangan oleh pengadilan terkait dakwaan tersebut.

Tarit menambahkan, aparat setempat tidak akan melakukan penahanan terhadap kedua pria tersebut, yang kini menjadi anggota parlemen dari kelompok oposisi. Sedangkan tentara yang terlibat dalam penembakan tersebut tidak akan diadili, dengan pertimbangan mereka hanya melaksanakan perintah atasannya.

Atas pengumuman ini, pihak Abhisit belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Namun bulan lalu, Abhisit pernah menyatakan bahwa saat itu pemerintahannya tidak memiliki pilihan lain selain mengambil tindakan tegas terhadap para demonstran 'Kaos Merah'.

"Saat itu, menjadi tugas pemerintah untuk menjaga ketertiban," ucapnya kepada AFP, bulan lalu.

Demonstran 'Kaos Merah' merupakan pendukung utama mantan PM Thaksin Shinawatra yang dilengserkan oleh kudeta militer pada tahun 2006 lalu. Dalam aksi demo besar-besaran yang terjadi di Bangkok tahun 2010 lalu, tercatat 90 orang tewas dan nyaris sekitar 1.900 orang luka-luka. Bahkan 2 orang jurnalis asing juga menjadi korban tewas.

Kala itu, bentrokan antara militer dan demonstran tak bisa dihindari dan berubah menjadi bentrokan berdarah. Militer Thailand diperintahkan melepas tembakan ke arah demonstran. Namun hingga saat ini, belum ada satupun anggota pemerintahan maupun militer pada era itu yang diadili atas kematian sejumlah demonstran.

No comments:

Post a Comment