Jet tempur siluman baru China J-31 ternyata menggunakan sepasang mesin RD-93 turbofan yang dibuat oleh pabrikan Klimov Rusia, menurut analis dari Aviation International News (AIN). J-31 dipamerkan beberapa waktu lalu pada pameran kedirgantaraan China Zhuhahi Airshow 2012. Pejabat Rusia mengatakan bahwa J-31 memang menggunakan pasokan mesin turbofan dari Rusia.
Spekulasi bahwa J-31 menggunakan mesin Rusia juga dikonfirmasi oleh Vladimir Barkovsky, Dirjen Russian Aircraft Corp. Mengomentari masalah performa dan desain mesin tersebut, Barkovsky mengatakan kepada AIN: "Mesin ini bagus, meskipun memiliki desain yang mirip dengan mesin yang pernah dicobakan pada pesawat-pesawat generasi kelima AS, namun ini bukan hasil copy tapi hasil rancangan sendiri."
Perihal industri kedirgantaraan Rusia, Barkovsky menyatakan penyesalannya atas keputusan Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak mengembangkan pesawat tempur generasi ringan, karena menurutnya hal itu dapat menyebabkan Rusia kalah dalam beberapa segmen pasar. Yang terbaru MiG-29M2 dan variannya adalah generasi 4++, jelasnya. Barkovsky lebih lanjut mengatakan bahwa produsen pesawat tempur China telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam hal daya tahan dan reparability produk. Mereka juga telah meningkatkan dukungan sistem purna jual, yang kita tahu beberapa tahun lalu kondisinya sangat menyedihkan, tambah Barkovsky.
Sergei Kornev, kepala Departemen Penerbangan dari Rosonboronexpot (Badan Ekspor Pertahanan Rusia), kepada wartawan pada Zhuhai Airshow 2012 mengatakan, prosuden pesawat tempur China telah berhasil menciptakan suatu sistem yang bisa diterapkan untuk purna jual.
Kornev menambahkan bahwa dalam pertemuan komite China-Rusia untuk perjanjian militer bersama, yang berlangsung pada 21 November lalu, Moskow dan Beijing menandatangai sejumlah kesepakatan yang berkaitan dengan hak kekayaan intelektual.
Spekulasi bahwa J-31 menggunakan mesin Rusia juga dikonfirmasi oleh Vladimir Barkovsky, Dirjen Russian Aircraft Corp. Mengomentari masalah performa dan desain mesin tersebut, Barkovsky mengatakan kepada AIN: "Mesin ini bagus, meskipun memiliki desain yang mirip dengan mesin yang pernah dicobakan pada pesawat-pesawat generasi kelima AS, namun ini bukan hasil copy tapi hasil rancangan sendiri."
Perihal industri kedirgantaraan Rusia, Barkovsky menyatakan penyesalannya atas keputusan Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak mengembangkan pesawat tempur generasi ringan, karena menurutnya hal itu dapat menyebabkan Rusia kalah dalam beberapa segmen pasar. Yang terbaru MiG-29M2 dan variannya adalah generasi 4++, jelasnya. Barkovsky lebih lanjut mengatakan bahwa produsen pesawat tempur China telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam hal daya tahan dan reparability produk. Mereka juga telah meningkatkan dukungan sistem purna jual, yang kita tahu beberapa tahun lalu kondisinya sangat menyedihkan, tambah Barkovsky.
Sergei Kornev, kepala Departemen Penerbangan dari Rosonboronexpot (Badan Ekspor Pertahanan Rusia), kepada wartawan pada Zhuhai Airshow 2012 mengatakan, prosuden pesawat tempur China telah berhasil menciptakan suatu sistem yang bisa diterapkan untuk purna jual.
Kornev menambahkan bahwa dalam pertemuan komite China-Rusia untuk perjanjian militer bersama, yang berlangsung pada 21 November lalu, Moskow dan Beijing menandatangai sejumlah kesepakatan yang berkaitan dengan hak kekayaan intelektual.
J-31 (Foto: Gaoshan - Computer-Generated Imagery) |
Dari seluruh ekspor kedirgantaraan Rusia kepada China, 90 persen lebih adalah mesin peswat. "Dalam dua tahun terakhir, kami telah menandatangani kontrak besar dengan China untuk ratusan mesin pesawat jenis AL-31F, AL-31FN dan D-30KP2. Pengiriman sekarang tengah berlangsung," kata Kornev. Mesin D-30KP2 digunakan Rusia untuk pesawat transportasi Ilyushin Il-75, sementara AL-31 untuk pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 dan Su-34, dan J-11 China. Selain itu, Rusia juga telah mngirimkan mesin AL-31 FN seri 3 kemudian turbofan untuk pesawat buatan China J-10.
Ketika ditanya apakah Rusia telah membantu China dalam mengembangkan mesin WS-10A Tai Hang yang mirip dengan AL-31F, Kornev mengatakan bahwa ia tidak menerima laporan itu dan Rusia tidak perah memberikan dokumentasi desain mesin AL-31F kepada China. Mengenai mesin RD-93, yang China gunakan untuk pesawat tempur JF-17 (FC-1), Kornev mengatakan bahwa Rusia memang telah mengirimkan 100 mesin ini kepada China di bawah kontrak untuk 500 unit mesin. Batch selanjutnya masih dalam tahap negosiasi.
No comments:
Post a Comment