ayu Galih, Tommy Adi Wibowo
(ANTARA/Rosa Panggabean)
VIVAnews - Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis. Namun, keberadaan terumbu karang di perairan Indonesia terancam punah
Data 2011 yang dihimpun dari 1.076 stasiun pengamatan oleh Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, hanya 5,58 persen terumbu karang dalam kondisi sangat baik dan 26,95 persen baik. Sisanya sebanyak 36,90 persen berkondisi cukup dan 30,76 persen kurang baik.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan perlu solusi tepat. Pada 1998, pemerintah mendirikan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) untuk menyelamatkan terumbu karang Indonesia.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Zainal Arifin, mengatakan, kerusakan terumbu karang ini akibat dari ulah para nelayan yang masih menggunakan teknik-teknik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti bubu, lampara dasar, kelong, gillnet, racun, dan bom.
"Hal tersebut yang menyebabkan kerusakan terumbu karang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini memprihatinkan, karena cara tersebut merusak terumbu karang dan hanya 5,48 persen terumbu karang di Indonesia dalam kondisi sangat baik," kata Zainal Arifin, ketika ditemui pada acara workshop Coral Reef Information and Training Center (CRITC) di Hotel Bintang, Jakarta, 1 November 2012.
Ia menambahkan, terumbu karang secara ekologi merupakan ekosistem yang berfungsi sebagai pelindung pantai, sumber perikanan, dan sumber nutrisi bagi biota yang hidup di dalamnya.
Sementara itu, dari sisi ekonomi, ekosistem ini merupakan sumber mata pencaharian bagi nelayan, penghasil kapur, bahan bangunan, dan dapat menghasilkan devisa bagi pengusaha wisata bahari. "Dari segi estetika, terumbu karang memiliki keindahan bawah laut yang dapat menjadi aset pariwisata," ucap Zainal.
Untuk melakukan penyelamatan terumbu karang ini, COREMAP LIPI melalui bidang Coral Reef Information and Training Center, melakukan pengumpulan data terumbu karang, baik primer yang melalui survei lapangan secara reguler serta data sekunder.
Data-data yang dikumpulkan oleh CRITC ini nanti akan digunakan untuk melestarikan terumbu karang. Seperti untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi guna pengelolaan terumbu karang, mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang riset, monitoring, dan pengelolaan data maupun informasi.
Ia menambahkan, terumbu karang secara ekologi merupakan ekosistem yang berfungsi sebagai pelindung pantai, sumber perikanan, dan sumber nutrisi bagi biota yang hidup di dalamnya.
Sementara itu, dari sisi ekonomi, ekosistem ini merupakan sumber mata pencaharian bagi nelayan, penghasil kapur, bahan bangunan, dan dapat menghasilkan devisa bagi pengusaha wisata bahari. "Dari segi estetika, terumbu karang memiliki keindahan bawah laut yang dapat menjadi aset pariwisata," ucap Zainal.
Untuk melakukan penyelamatan terumbu karang ini, COREMAP LIPI melalui bidang Coral Reef Information and Training Center, melakukan pengumpulan data terumbu karang, baik primer yang melalui survei lapangan secara reguler serta data sekunder.
Data-data yang dikumpulkan oleh CRITC ini nanti akan digunakan untuk melestarikan terumbu karang. Seperti untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi guna pengelolaan terumbu karang, mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang riset, monitoring, dan pengelolaan data maupun informasi.
Selain itu, untuk membangun jaringan informasi secara nasional dan internasional dalam pengelolaan terumbu karang serta sumber daya laut lainnya.
CRITC LIPI ini merupakan indikator keberhasilan program COREMAP LIPI dari aspek bio-fisik, sosial-ekonomi, dan perikanan. Hasil monitoring data CRITC pada terumbu karang ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk bidang sosial-ekonomi, pemanfaatan ikan berbasis masyarakat, pelatihan, riset agenda, edukasi, dan kawasan perlindungan laut.
CRITC LIPI ini merupakan indikator keberhasilan program COREMAP LIPI dari aspek bio-fisik, sosial-ekonomi, dan perikanan. Hasil monitoring data CRITC pada terumbu karang ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk bidang sosial-ekonomi, pemanfaatan ikan berbasis masyarakat, pelatihan, riset agenda, edukasi, dan kawasan perlindungan laut.
No comments:
Post a Comment