Rasa sensitif itu dikendalikan oleh sebuah kubah kecil di lapisan kulit buaya, penelitian ini menemukan bahwa kubah kecil tersebut lebih sensitif terhadap getaran dan tekanan yang ada pada ujung jari manusia.
Dr Duncan Leitch, dari Universitas Vanderbilt, dalam Jurnal "Experimental Biology" mengatakan, kami tidak menduga buaya yang memiliki kulit seperti baja memiliki bagian yang begitu sensitif. "Bintik-bintik yang dikenal sebagai 'integumentary sensor organs' (ISO) ini telah lama diperdebatkan tentang fungsinya," kata Duncan Leitch, dilansirDaily Mail.
Bagian tersebut diduga sebagai sumber minyak yang menjaga tubuh buaya tetap bersih, mendeteksi medan listrik, mendeteksi medan magnet, mendeteksi kandungan asin air, dan mendeteksi tekanan dan getaran.
Sebelumnya pada tahun 2002, para peneliti menemukan bahwa buaya di dalam akuarium gelap akan bergerak ke arah tetesan air meskipun pendengarannya sedang terganggu. Ini menunjukkan bahwa buaya dapat mendeteksi riak air.
Riak Air
Dr Duncan Leitch juga menambahkan, temuan baru ini menginspirasi kami untuk melihatnya lebih jauh lagi. "Kami berpikir bahwa ISO ini digunakan buaya untuk mendeteksi riak air," ujarnya.
Peneliti melihat bahwa ISO ini terkoneksi dengan sistem saraf pada buaya Amerika dan buaya Nil dan menemukan bahwa letak sensor ini terhubung ke otak melalui trigeminal ganglia, sama dengan saraf yang menggerakkan wajah dan rahang pada manusia.
Para peneliti mengesampingkan hipotes yang menyatakan bahwa ISO ini berfungsi untuk sumber minyak pembersih, mendeteksi medan magnet, dan mendeteksi kandungan asin air. "Kami tidak menguji kepekaan buaya terhadap medan magnet, tapi kami yakin mungkin akan lebih baik dari itu," kata Duncan Leitch.
Ia menjelaskan, pada hewan-hewan yang dapat mendeteksi medan magnet, biasanya sensornya terletak di dalam tubuhnya, bukan di permukaannya. "Iso ini berisi beragam saraf yang berfungsi untuk merespon tekanan dan getaran, jadi fungsi utamanya untuk mendeteksi riak air," ujarnya.
Para peneliti menyimpulkan, bahwa buaya memiliki sensor getaran yang luar biasa. Selain digunakan buaya untuk mendeteksi riak atau getaran air yang diciptakan oleh mangsanya saat sedang berenang, sensor ini juga untuk menentukan lokasi mangsanya, sehingga buaya dapat dengan cepat menyerangnya.
Peneliti melihat bahwa ISO ini terkoneksi dengan sistem saraf pada buaya Amerika dan buaya Nil dan menemukan bahwa letak sensor ini terhubung ke otak melalui trigeminal ganglia, sama dengan saraf yang menggerakkan wajah dan rahang pada manusia.
Para peneliti mengesampingkan hipotes yang menyatakan bahwa ISO ini berfungsi untuk sumber minyak pembersih, mendeteksi medan magnet, dan mendeteksi kandungan asin air. "Kami tidak menguji kepekaan buaya terhadap medan magnet, tapi kami yakin mungkin akan lebih baik dari itu," kata Duncan Leitch.
Ia menjelaskan, pada hewan-hewan yang dapat mendeteksi medan magnet, biasanya sensornya terletak di dalam tubuhnya, bukan di permukaannya. "Iso ini berisi beragam saraf yang berfungsi untuk merespon tekanan dan getaran, jadi fungsi utamanya untuk mendeteksi riak air," ujarnya.
Para peneliti menyimpulkan, bahwa buaya memiliki sensor getaran yang luar biasa. Selain digunakan buaya untuk mendeteksi riak atau getaran air yang diciptakan oleh mangsanya saat sedang berenang, sensor ini juga untuk menentukan lokasi mangsanya, sehingga buaya dapat dengan cepat menyerangnya.
No comments:
Post a Comment