Friday, 9 November 2012

Racun Tarantula Diubah Jadi Obat Penghilang Sakit Pameran di London memperagakan cara 'perah' racun Tarantula.

Menurut survei yang dilakukan riset pasar SymphonyIRI Group, sekitar enam miliar obat penghilang rasa sakit (painkiller) telah terjual di Inggris tahun lalu. Lakunya obat penghilang rasa sakit ini memunculkan banyak penelitian baru untuk menciptakan obat penghilang rasa sakit.
Cara Ubah Racun Tarantula Jadi Painkiller
Para ilmuwan di Inggris sedang mengumpulkan banyak racun dari seekor tarantula, yang kemudian diteliti untuk menciptakan generasi selanjutnya dari obat penghilang sakit. Racun mematikan ini didapat dari ular dan laba-laba, dan telah banyak dilakukan oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Museum Ilmu Pengetahuan di London menggelar demonstrasi langsung saat tarantula diperah racunnya untuk acara Pameran "Pain Less" (Mengurangi Rasa Nyeri). Acara itu berlangsung mulai kemarin sampai Juli 2013.

Steve Trim, Direktur Venomtech, sebuah perusahaan yang menyediakan racun untuk penelitian, mengatakan bahwa racun-racun dari hewan berbisa ini diekstrak. Setelah itu racun dipasok ke para ilmuwan untuk dijadikan obat penghilang rasa sakit.

"Pameran ini mengeksplorasi bagaimana cara mengurangi rasa sakit di masa depan dan bahan apa saja yang akan dikembangkan," kata Steve Trim, dilansir dari Daily Mail.
Virtual Kit Reality
Pameran ini juga menampilkan informasi tentang kemajuan teknologi Virtual Kit Reality yang dirancang oleh Universitas Manchester. Teknologi ini untuk membantu pasien-pasien yang telah diamputasi bagian tubuhnya. Para pasien akan merasakan sensasi memiliki anggota tubuh yang telah hilang.

Cara ini akan membuat pikiran pasien untuk mengelola dan melatih anggota tubuh yang telah diamputasi menjadi seperti ada lagi. Cara ini tidak menggunakan obat penghilang rasa sakit.

Suzy Antoniw, Head of Content for Pain Less, mengatakan: "Kita semua pernah merasakan sakit, tapi kita memiliki cara yang berbeda untuk meredakan rasa sakit tersebut".

"Dunia tanpa rasa sakit sangat berbahaya. Tapi 1 dari 5 orang di dunia mengalami rasa sakit yang kronis, oleh karena itu perlu cara untuk meredakan rasa nyeri itu," kata Suzy Antoniw.

Ia menjelaskan, obat penghilang rasa sakit memiliki anestesi (pengaruh bius) yang kuat bagi sebagian orang. Tapi ada juga efek samping dari obat pengilang rasa sakit ini, yaitu kecanduan.

"Pada Pameran Pain Less yang digelar Museum Ilmu Pengetahuan London, mengeksplorasi bagaimana mengurangi rasa nyeri, dan menemukan pemahaman baru tentang hubungan otak dan tubuh untuk menemukan cara menghilangkan rasa sakit. Pameran ini ingin mendorong orang-orang menemukan cara baru mengurangi rasa sakit di masa depan," ungkap Suzy Antoniw.

No comments:

Post a Comment