Tuesday, 18 December 2012
Cara Muhammadiyah Alihkan Profesi Para PSK Muhammadiyah ingin para PSK bertaubat dan beralih proofesi
Dewan Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan membangun 27 warung kopi di kawasan lokalisasi Tambak Asri, Surabaya, Jawa Timur. Ini merupakan upaya untuk mengentaskan para Pekerja Seks Komersial (PSK) agar mau beralih profesi menjadi pedagang atau berwira usaha.
"Warung-warung kopi itu untuk tempat bekerja baru bagi para mantan PSK. Kami harap secara bertahap, sedikit demi sedikit, mereka sadar dan tidak lagi bekerja di wisma lokalisasi," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, di sela kunjungannya di Lokalisasi Tambak Asri Surabaya, Selasa 18 Desember 2012.
Din meminta Muhammadiyah Surabaya mengawasi dan melakukan pembinaan kepada para PSK yang berhak menerima warung kopi sebagai tempat usaha baru ini. "Harus diawasi, khususnya pascapembangunan. Ini untuk memastikan agar wanita tersebut benar-benar tobat dan tidak mengulangi pekerjaannya lagi. Kami yakin mereka sebenarnya ingin mengakhiri pekerjaannya dan menjadi wanita normal seperti pada umumnya," tutur Din.
Untuk membangun warung kopi ini, Muhammadiyah memberi Rp5 juta per orang. Sebanyak 10 unit warung merupakan sumbangan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 10 unit dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, 5 unit dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, dan 2 unit dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Krembangan.
Di lokalisasi yang lekat dengan sebutan Kremil itu, Din juga menyempatkan berdialog dengan ratusan PSK. Din juga memberikan tausiyah. Dalam pesannya, dia mengajak para PSK itu untuk bertobat, meninggalkan dunia hitam prostitusi. "Saya ikut bersyukur, mayoritas WTS di lokalisasi ini banyak yang ingin keluar dari dunianya dan mencari penghidupan halal. Semua pihak harus memperhatikan ini dan pemerintah harus yang paling utama peduli terhadap mereka," ucapnya.
Bak gayung bersambut, uluran bantuan petinggi Muhammadiyah itu diterima tangan terbuka. Salah satunya diungkapkan PSK berinisial WS yang mengaku sudah menjadi PSK di lokalisasi ini sejak 15 tahun. "Saya berterimakasih kepada Muhammadiyah, karena peduli dan memberikan bantuan untuk keluar dari lokalisasi," kata WS.
Wanita itu mengaku, hampir tiap malam, dengan sejumlah teman senasibnya, berfikir dan ingin keluar dari profesi yang dilakoni. "Tapi bingung kepada siapa harus melapor? Dan, saat ini ada kesempatan baik, semoga semua WTS disini benar-benar mendapat pekerjaan baru," cetusnya.
Selain di Kremil, Din juga sempat naik kereta kelinci menuju lokalisasi Bangun Sari, yang masih satu kecamatan. Din melanjutkan perjalanan dengan menumpang perahu untuk menyeberangi sungai untuk sampai ke lokalisasi bangun Sari.
"Ini langkah awal dan kami harap terus berlanjut. Muhammadiyah memiliki banyak aset di kawasan lokalisasi untuk dijadikan masjid, panti asuhan, sekolah dan lainnya. Semoga berkesinambungan dan secara perlahan kawasan prostitusi akan lenyap, khususnya di Surabaya ini," tambah Ketua Pengurus Cabang Muhammadiyah Krembangan,
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment