Sampur ada sebelum berdirinya kawasan Ancol seperti sekarang, soal kapan persisnya pemerintahan Belanda dulu menetapkan Pantai Sampur sebagai objek wisata masih belum diketahui dengan pasti. Namun seorang arkeolog yang pernah mengabiskan masa kecilnya di Sampur mengisahkan pantai sampur sudah dijadikan sebagai pantai wisata pada abad ke-19 ketika sudah terbentuk kotapraja Batavia dan di sana banyak berdiri rumah bergaya Indies.
Setelah dijadikan sebagai objek wisata pantai, Sampur menjadi objek wisata yang paling terkenal di Batavia dan jadi pilihan utama di teluk jakarta dan juga tempat melancong orang-orang Eropa. Pantai ini sangat disukai oleh noni-noni dan sinyo-sinyo untuk menghabiskan waktu. Tak ketinggalan masyarakat pribumi pun banyak berkunjung ke pantai ini kala sore hari karena amat indahnya, di sampingnya Cilincing yang masih jadi kampung nelayan yang bersih. Dari Zandvoort bisa dilihat sunset yang membuat hati terasa damai.
Pantai Sampur memang lebih mirip dermaga. Pantai itu bukan pantai perpasir dan landai seperti Pantai Ancol. Penguasa Belanda memberinya nama pantai zandpoort yang terinpirasi dari nama pantai Zanvoort di Harlem, Belanda. Namun karena lidah pribumi tidak fasih melafalkan kata dari bahasa Belanda itu, terciptalah Zanpoort menjadi Sampur.
Selepas Indonesia merdeka, pantai ini pun masih berfungsi dan ramai dikunjungi oleh mereka yang ingin bersenang-senang pada tahun 1950-an sampai 1970-an. Sampai akhirnya roda zaman menyentuhnya, Pantai Sampur pun berubah menjadi area pendukung Pelabuhan Tanjung Priok. Sekitar tahun 1990, pantai itu berubah fungsi menjadi tempat penimbunan kontainer, jadilah sekarang Pantai Sampur hanyalah tinggal kenangan. (berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment