Friday, 23 November 2012

Gundah Habibie Diungkapkan ke Dahlan Iskan. Jadilah Dahlan Iskan merasa termotivasi setelah bertemu Habibie

BJ Habibie
Sebagai orang yang berperan membesarkan industri pesawat udara Indonesia, mantan Presiden Baharuddin Jusuf Habibie mempunyai impian khusus. Impian sekaligus kegundahan ini diungkapkan BJ Habibie kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan yang menemuinya pada Kamis 22 November 2012.

"Saya menangkap gundah beliau," ujar Dahlan di kediaman BJ Habibie, Jakarta. Kegundahaan terbesar mantan Menteri Riset dan Teknologi Orde Baru tersebut, kata Dahlan, yaitu kurang berkembangnya industri perakitan pesawat udara dalam negeri saat ini.

Padahal menurut Habibie,  potensi pasar yang besar dapat diraih jika pemikiran Habibie saat itu dalam pengembangan teknologi industri tersebut terus dilakukan sampai saat ini. Pemikiran Habibie yang terbesar adalah mengunakan pesawat produksi dalam negeri pada penerbangan regional di Indonesia.

"Dan seandainya waktu itu semua pemikiran Pak Habibie itu terwujud, maka kita tidak akan lagi melihat pesawat regional kita yang semuanya buatan luar negeri," katanya.

Salah satu upaya yang dilakukan Habibie dalam mengembangkan teknologi penerbangan di Indonesia adalah dibangunnya perusahaan pelat merah yang memproduksi pesawat dalam negeri yaitu PT Dirgantara Indonesia. Namun saat ini perusahaan tersebut tidak menunjukkan perkembangan yang memuaskan, baik dari sisi bisnis maupun teknologi yang dikembangkan.

Habibie Kasih Tips

Menurut Dahlan, Habibie mempunyai trik jitu untuk mecegah keterpurukan PT DI ke depannya.  Antara lain dengan terus mendorong perusahaan tersebut untuk berperan dalam industri penerbangan komersial di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan dengan cara mengembangkan mesin bisnis yang sudah ada ke arah komersial. "Sekarang pasar yang memaksa. Karena kalau dulu pasarnya belum ada dan sekarang pasarnya sangat besar. Nah pasar ini yang harus ditangkap," katanya.

Kedua, menurutnya, menyuntikkan modal kembali ke perusahaan tersebut dengan tujuan pengembangan teknologi yang dapat mewujudkan pesawat produksi dalam negeri nantinya. "Modal pertamanya ternyata tidak terlalu besar hanya 500 juta dolar yang beliau sebut,  dan PT DI sudah bisa mengembangkan CN 250," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, dirinya mengaku menyaksikan, video-video proses pengembangan industri pesawat terbang pada masa Habibie. Hal tersebut memberikan optimisme tersendiri bahwa jika dikembangkan kembali impian tersebut bukanlah hal yang mustahil.

Mekipun demikian, menurut Habibie, semua upaya tersebut tidak akan dapat dilakukan tanpa peran aktif pemerintah. Untuk itu menurut Dahlan ke depannya akan terus berkoordinasi dengan Habibie untuk dapat memantau langsung tidak lanjut pertemuan tersebut. "Beliau pengen sekali PT DI itu dinomor satukan," katanya.

No comments:

Post a Comment