Faktor enzim menjadikan kita selain hidup juga hidup lebih lama.
Homeostasis adalah proses fisiologis amat penting yang terjadi pada kehidupan. Proses homeostasis seharusnya berjalan dengan seimbang antara faktor yang merusak dan memperbaiki. Apabila homeostasis terganggu, maka seseorang akan menjadi sakit. Salah satu bahan yang penting dalam peristiwa homeostasis adalah enzim.
Pengamatan Dr. Hiromi Shinya, MD juga diperkuat teori Dr. Howel menunjukan bahwa apabila enzim ini habis, maka kehidupan pun akan berakhir. Hal-hal yang dapat mengakibatkan enzim habis dalam tubuh manusia adalah gaya hidup yang terkait dengan konsumsi manusia atas alkohol, tembakau (rokok), obat-obatan, dan aneka bahan makanan-minuman lainnya.
Jumlah Enzim adalah Kunci Kesehatan. Enzim adalah katalis protein yang dibentuk di dalam sel-sel makhluk hidup. Singkatnya enzim adalah sebuah unsur yang diperlukan oleh makhluk hidup agar dapat hidup. º% Contoh : sebuah kuncup tumbuh ari biji tanaman karena adanya enzim yang bekerja. Enzim juga yang bekerja ketika kuncup itu tumbuh menjadi sehelai daun. Aktivitas tubuh manusia juga didukung oleh banyak enzim. Pencernaan dan penyerapan, metabolisme sel-sel lama yang diganti oleh sel-sel baru, penguraian racun dn detoksifikasi, semua adalah hasil fungsi enzim. Setiap enzim hanya memiliki satu fungsi.
Enzim bertanggung jawab atas seluruh fungsi makhluk hidup. Gerakan jari tangan, pernafasan, dan degup jantung, semua aktifitas berkat kerja enzim. Namun, sistem ini akan menjadi tidak efisien jika setiap enzim yang digunakan untuk suatu aktivitas tertentu diproduksi dalam bentuk finalnya dari permulaan, tanpa memperdulikan kebutuhan tubuh yang terus berubah-ubah (Teori Dr. Hiromi Shinya, MD tentang enzim).
Jika teori ini benar, pada saat suatu organ atau bagian tubuh menggunakan persediaan enzimnya secara berlebihan, tubuh akan mengalami kesulitan mempertahankan homeostasis (keseimbangan sistem tubuh), memperbaiki sel-sel, dan menjaga sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem kekebalan tubuh karena organ tersebut menghabiskan enzim pangkal, oleh karena itu, mengakibatkan kekurangan enzim di area-area lain.
Enzim pangkal, dapat menjadi jenis enzim apapun. Saat makanan yang mengandung enzim dikonsumsi, enzim pangkal disimpan dalam tubuh, siap untuk digunakan kapanpun dibutuhkan.
Jumlah enzim pangkal di dalam tubuh menentukan apakah sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik atau tidak. Tanpa henti, tubuh manusia bekerja untuk mempertahankan keseimbangan sistem tubuh. Itulah sebabnya, jika sejumlah besar radikal bebas yang sangat beracun terkumpul dalam tubuh (pada kasus kemoterapi), enzim-enzim pangkal seluruh tubuh berubah menjadi enzim-enzim yang menangkal racun radikal-radikal bebas tersebut. Tubuh berusaha keras menetralisasi kerusakan terbesar yang disebabkan oleh radikal bebas.
Efek samping yang banyak dikenal dari kemoterapi adalah hilangnya nafsu makan, mual, dan rambut rontok, tetapi saya yakin semua gejala itu muncul karena enzim pangkal dalam jumlah besar tengah digunakan untuk menangkal racun. Jumlah enzim pangkal yang terpakai dalam proses detoksifikasi setelah kemo tentu saja sangat besar.
Jika jumlah enzim pencernaan yang dimiliki seseorang tidak cukup, orang itu mengalami kehilangan nafsu makan. Pada saat yang sama, metabolisme sel melambat karena kurangnya enzim metabolisme dan selaput mukus di lambung, dan ususpun menjadi tidak teratur sehingga menyebabkan rasa mual. Defisiensi enzim metabolisme menyebabkan kulit bersisik, kuku rapuh dan rambut rontok.
Kadar enzim pangkal berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. Ada sekitar 5.000 jenis enzim yang bekerja dalam tubuh manusia. Dapat dibagi dua kategori luas : 1 enzim-enzim yang dibuat di dalam tubuh dan 2 enzim-enzim yang datang dari luar dalam bentuk makanan. Di antara enzim-enzim yang dibentuk di dalam tubuh, sekitar 3.000 jenis dibuat oleh bakteri-bakteri usus.
Orang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang baik adalah menyantap banyak makanan segar yang mengandung banyak enzim. Hal ini tidak hanya berarti mengkonsumsi enzim dari luar, tetapi juga menciptakan lingkungan usus yang kondusif bagi bakteri-bakteri usus untuk memproduksi enzim secara aktif.
Sementara orang yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri lambung serta usus yang buruk adalah kebiasaan-kebiasaan gaya hidup yang mempercepat habisnya enzim. Kebiasaan menggunakan alkohol dan tembakau (rokok). Terlalu banyak makan, mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan. Lingkungan yang menyebabkan stres, dan penggunaan obat-obatan, semua menguras enzim dalam jumlah besar. Hal lain yang menguras enzim dalam jumlah besar antara lain menyantap makanan basi yang memproduksi racun dalam usus besar, terkena sinar ultraviolet dan gelombang elektromagnetik yang menghasilkan radikal bebas sehingga memerlukan detosifikasi oleh enzim, serta stres secara emosi.
Mendesak bagi kita mengetahui cara meningkatkan dan bukannya menguras enzim-enzim tubuh. Karena jika tubuh memiliki enzim yang banyak, energi untuk hidup dan sistem kekebalan pun meningkat.
Homeostasis adalah proses fisiologis amat penting yang terjadi pada kehidupan. Proses homeostasis seharusnya berjalan dengan seimbang antara faktor yang merusak dan memperbaiki. Apabila homeostasis terganggu, maka seseorang akan menjadi sakit. Salah satu bahan yang penting dalam peristiwa homeostasis adalah enzim.
Pengamatan Dr. Hiromi Shinya, MD juga diperkuat teori Dr. Howel menunjukan bahwa apabila enzim ini habis, maka kehidupan pun akan berakhir. Hal-hal yang dapat mengakibatkan enzim habis dalam tubuh manusia adalah gaya hidup yang terkait dengan konsumsi manusia atas alkohol, tembakau (rokok), obat-obatan, dan aneka bahan makanan-minuman lainnya.
Jumlah Enzim adalah Kunci Kesehatan. Enzim adalah katalis protein yang dibentuk di dalam sel-sel makhluk hidup. Singkatnya enzim adalah sebuah unsur yang diperlukan oleh makhluk hidup agar dapat hidup. º% Contoh : sebuah kuncup tumbuh ari biji tanaman karena adanya enzim yang bekerja. Enzim juga yang bekerja ketika kuncup itu tumbuh menjadi sehelai daun. Aktivitas tubuh manusia juga didukung oleh banyak enzim. Pencernaan dan penyerapan, metabolisme sel-sel lama yang diganti oleh sel-sel baru, penguraian racun dn detoksifikasi, semua adalah hasil fungsi enzim. Setiap enzim hanya memiliki satu fungsi.
Enzim bertanggung jawab atas seluruh fungsi makhluk hidup. Gerakan jari tangan, pernafasan, dan degup jantung, semua aktifitas berkat kerja enzim. Namun, sistem ini akan menjadi tidak efisien jika setiap enzim yang digunakan untuk suatu aktivitas tertentu diproduksi dalam bentuk finalnya dari permulaan, tanpa memperdulikan kebutuhan tubuh yang terus berubah-ubah (Teori Dr. Hiromi Shinya, MD tentang enzim).
Jika teori ini benar, pada saat suatu organ atau bagian tubuh menggunakan persediaan enzimnya secara berlebihan, tubuh akan mengalami kesulitan mempertahankan homeostasis (keseimbangan sistem tubuh), memperbaiki sel-sel, dan menjaga sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem kekebalan tubuh karena organ tersebut menghabiskan enzim pangkal, oleh karena itu, mengakibatkan kekurangan enzim di area-area lain.
Enzim pangkal, dapat menjadi jenis enzim apapun. Saat makanan yang mengandung enzim dikonsumsi, enzim pangkal disimpan dalam tubuh, siap untuk digunakan kapanpun dibutuhkan.
Jumlah enzim pangkal di dalam tubuh menentukan apakah sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik atau tidak. Tanpa henti, tubuh manusia bekerja untuk mempertahankan keseimbangan sistem tubuh. Itulah sebabnya, jika sejumlah besar radikal bebas yang sangat beracun terkumpul dalam tubuh (pada kasus kemoterapi), enzim-enzim pangkal seluruh tubuh berubah menjadi enzim-enzim yang menangkal racun radikal-radikal bebas tersebut. Tubuh berusaha keras menetralisasi kerusakan terbesar yang disebabkan oleh radikal bebas.
Efek samping yang banyak dikenal dari kemoterapi adalah hilangnya nafsu makan, mual, dan rambut rontok, tetapi saya yakin semua gejala itu muncul karena enzim pangkal dalam jumlah besar tengah digunakan untuk menangkal racun. Jumlah enzim pangkal yang terpakai dalam proses detoksifikasi setelah kemo tentu saja sangat besar.
Jika jumlah enzim pencernaan yang dimiliki seseorang tidak cukup, orang itu mengalami kehilangan nafsu makan. Pada saat yang sama, metabolisme sel melambat karena kurangnya enzim metabolisme dan selaput mukus di lambung, dan ususpun menjadi tidak teratur sehingga menyebabkan rasa mual. Defisiensi enzim metabolisme menyebabkan kulit bersisik, kuku rapuh dan rambut rontok.
Kadar enzim pangkal berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. Ada sekitar 5.000 jenis enzim yang bekerja dalam tubuh manusia. Dapat dibagi dua kategori luas : 1 enzim-enzim yang dibuat di dalam tubuh dan 2 enzim-enzim yang datang dari luar dalam bentuk makanan. Di antara enzim-enzim yang dibentuk di dalam tubuh, sekitar 3.000 jenis dibuat oleh bakteri-bakteri usus.
Orang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang baik adalah menyantap banyak makanan segar yang mengandung banyak enzim. Hal ini tidak hanya berarti mengkonsumsi enzim dari luar, tetapi juga menciptakan lingkungan usus yang kondusif bagi bakteri-bakteri usus untuk memproduksi enzim secara aktif.
Sementara orang yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri lambung serta usus yang buruk adalah kebiasaan-kebiasaan gaya hidup yang mempercepat habisnya enzim. Kebiasaan menggunakan alkohol dan tembakau (rokok). Terlalu banyak makan, mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan. Lingkungan yang menyebabkan stres, dan penggunaan obat-obatan, semua menguras enzim dalam jumlah besar. Hal lain yang menguras enzim dalam jumlah besar antara lain menyantap makanan basi yang memproduksi racun dalam usus besar, terkena sinar ultraviolet dan gelombang elektromagnetik yang menghasilkan radikal bebas sehingga memerlukan detosifikasi oleh enzim, serta stres secara emosi.
Mendesak bagi kita mengetahui cara meningkatkan dan bukannya menguras enzim-enzim tubuh. Karena jika tubuh memiliki enzim yang banyak, energi untuk hidup dan sistem kekebalan pun meningkat.
Mengetahui bagaimana membatasi penipisan secara tidak seharusnya enzim pangkal yang berharga adalah rahasia untuk menyembuhkan penyakit dan menjalani hidup berumur panjang dan sehat:
- Mengunyah dengan baik 30-50 kali setiap makan, sangatlah penting. Mengunyah menstimulasi sekresi air liur. Enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam air liur, jika tercampur dengan makanan selama dikunyah, meningkatkan pencernaan dan penyerapan karena penguraian makanan berlangsung dengan lancar.
- Enzim-enzim yang berharga sensitif terhadap panas dan akan terurai pada suhu 48®-115®C.
- Makanan terbaik ; (a). yang tumbuh di tanah subur dan kaya mineral, (b). tanpa menggunakan zat-zat kimia pertanian maupun pupuk kimia, (c). yang dimakan segera setelah dipanen.
- Semakin segar sayuran, buah-buahan, daging dan ikan semakin banyak pula enzim yang dikandungnya (jadi terasa lezat saat dimakan).
- Sangat penting mengetahui bagaimana cara memilih makanan yang tepat, cara memasaknya dan cara menyantapnya.
- Makanan segar dianggap baik bagi tubuh karena, selain mengandung banyak enzim, mereka tidak teroksidasi (terjadi saat zat berikatan dengan oksigen). Radikal bebas terbentuk saat makanan teroksidasi memasuki tubuh. Radikal bebas dapat menghancurkan DNA dalam sel-sel sehingga menyebabkan kanker dan banyak masalah kesehatan lainnya.
- Radikal bebas sering diperlakukan sebagai penjahat, pada kenyataannya juga berfungsi penting, yaitu mampu membunuh virus, bakteri, jamur dan menekan infeksi.
- Saat radikal bebas meningkat terlalu banyak, tubuh kita dilengkapi dengan senjata untuk menetralisasinya, yaitu enzim antioksidan. Jenis enzim yang menjalankan fungsi ini disebut SOD (super-oksida dismutase).
- SOD saat melewati usia 40 tahun menurun, saat SOD mulai berkurang seiring usia, enzim-enzim pangkal mulai melawan radikal bebas yang berlebihan. Jika enzim pangkal kemudian tidak tersedia dalam tubuh, maka enzim pangkal tidak dapat mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan radikal bebas. Maka menjadi sebuah kepentingan untuk menghindari makanan yang teroksidasi dan memakan makanan yang segar yang penuh enzim, selain membatasi jumlah radikal bebas yang dihasilkan, juga dapat membatasi pengurangan enzim pangkal dalam tubuh. Hal ini akan menghasilkan suatu siklus positif yang secara teratur akan meningkatkan energi kehidupan kita.
Titik berat Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim menekankan pentingnya makanan. Menyantap makanan yang mengandung enzim menciptakan lingkungan usus yang menyebabkan bakteri-bakteri usus dapat memproduksi enzim.
Orang-orang yang makanannya banyak mengandung enzim juga memiliki enzim tubuh dalam jumlah tinggi.
Materi ini disusun dengan penuh motivasi agar dapat memberikan kebaikan.....
Orang-orang yang makanannya banyak mengandung enzim juga memiliki enzim tubuh dalam jumlah tinggi.
Materi ini disusun dengan penuh motivasi agar dapat memberikan kebaikan.....
Tanggapan dan Pendapat :
DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K), Menkes RI 2004 s.d. 2009
“Membuka paradigma baru tentang diet dan pola hidup sehat”
Prof. dr. Sudjono Aswin, Ph.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM
“Menawarkan kehidupan yang lebih sehat dan panjang...sangat inspiratif, sederhana dan mudah dicerna oleh siapa pun.”
Prof. Dr. dr. Muhammad Amin, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
“Dr. Shinya memberikan kunci emas agar manusia dapat menikmati hidup yang sehat. “
Sekilas Tentang Dr. Hiromi Shinya, MD
Bagi para gastroenterologis dan ahli bedah di seluruh dunia, Dr. Hiromi Shinya, MD tidak perlu dikenalkan lagi. Sebagai seorang pelopor pembedahan menggunakan kolonoskop (dialah yang mengembangkan teknik tersebut yang diberi nama sesuai dengan namanya dan membantu merancang peralatan yang digunakan), Dr. Hiromi Shinya, MD dikenal luas sebagai salah seorang dokter terkemuka di dunia.
Dr. Hiromi Shinya, MD telah berpraktik kedokteran selama lebih dari empat puluh tahun, mengobati para presiden, perdana menteri, bintang film, musisi dan banyak lagi pasien lain yang tidak terkenal. Dokter ini telah memeriksa lambung dan usus lebih dari 300.000 orang pasien.
Saat ini, Dr. Hiromi Shinya, MD menjabat sebagai Profesor Klinis Pembedahan di Albert Einstein College of Medicine, New York City, dan Kepala Unit Endoskopi Bedah di Beth Israel Medical Centre.
“Membuka paradigma baru tentang diet dan pola hidup sehat”
Prof. dr. Sudjono Aswin, Ph.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM
“Menawarkan kehidupan yang lebih sehat dan panjang...sangat inspiratif, sederhana dan mudah dicerna oleh siapa pun.”
Prof. Dr. dr. Muhammad Amin, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
“Dr. Shinya memberikan kunci emas agar manusia dapat menikmati hidup yang sehat. “
Sekilas Tentang Dr. Hiromi Shinya, MD
Bagi para gastroenterologis dan ahli bedah di seluruh dunia, Dr. Hiromi Shinya, MD tidak perlu dikenalkan lagi. Sebagai seorang pelopor pembedahan menggunakan kolonoskop (dialah yang mengembangkan teknik tersebut yang diberi nama sesuai dengan namanya dan membantu merancang peralatan yang digunakan), Dr. Hiromi Shinya, MD dikenal luas sebagai salah seorang dokter terkemuka di dunia.
Dr. Hiromi Shinya, MD telah berpraktik kedokteran selama lebih dari empat puluh tahun, mengobati para presiden, perdana menteri, bintang film, musisi dan banyak lagi pasien lain yang tidak terkenal. Dokter ini telah memeriksa lambung dan usus lebih dari 300.000 orang pasien.
Saat ini, Dr. Hiromi Shinya, MD menjabat sebagai Profesor Klinis Pembedahan di Albert Einstein College of Medicine, New York City, dan Kepala Unit Endoskopi Bedah di Beth Israel Medical Centre.
Pendapat Revolusioner Tentang Kesehatan
Oleh Dr. Hiromi Shinya, MD
(Guru Besar Kedokteran Alber Einsten College of Medicine, USA)
Oleh Dr. Hiromi Shinya, MD
(Guru Besar Kedokteran Alber Einsten College of Medicine, USA)
Dikutip dari : Buku The Miracle of Enzim (Self Healing)
Disusun oleh : DR Indra Candra
Disusun oleh : DR Indra Candra
No comments:
Post a Comment