Sunday, 10 April 2011

AMERIKA SERIKAT TERHINDAR SHUTDOWN


WASHINGTON-Amerika Serikat terhindar dari bencana. Sejam menjelang tenggat yang akan membuat rezim Presiden Barack Obama tak punya dana untuk menjalankan roda pemerintahan, tercapai kesepakatan antara Partai Republik dan Partai Demokrat.
Dengan demikian, deadlock anggaran fiskal 2011 pun tidak sampai terjadi alias Gedung Putih jadi punya uang untuk memberikan layanan publik sampai akhir tahun ini Dua partai yang masing-masing menguasai majelis rendah (DPR) dan majelis tinggi (senat) itu harus bernegosiasi selama hampir 11 jam.

Akhirnya, sekitar sejam menjelang deadline, dicapai deal yang ditandai pemotongan atau penghematan anggaran USD 38 miliar (sekitar Rp 323 triliun). Itulah pemotongan anggaran federal pertama selama 15 tahun terakhir. Karena tak mungkin menyelesaikan anggaran dalam waktu sejam, apalagi harus melalui senat dan kongres, disetujuilah stopgap measure (semacam anggaran sementara, Red).

Yakni, untuk membiayai pemerintahan sampai Kamis (14/4) supaya pemerintahan tak sampai shutdown alias tutup. Pengambilan keputusan stopgap measure itu pun harus dilakukan dengan terburu-buru. Dimulai dengan proses voting di senat, dilanjutkan voting di DPR yang berlangsung setelah lewat tenggat. Jadi, secara teknis, AS sebenarnya sempat selama sekitar sejam tak punya anggaran. Tapi, karena itu terjadi pada dini hari akhir pekan, pengaruhnya tak ada. Yang pasti, dengan disahkannya stopgap measure tersebut, senat dan DPR punya waktu sampai Kamis (14/4) untuk menyelesaikan anggaran fiskal 2011.
’’Apa yang kita lakukan ini sangat bersejarah,’’ kata Harry Reid, pemimpin Demokrat di senat, mengacu pada kesepakatan yang diraih partainya dan Republik dengan dimediatori Obama sebagaimana dilansir Associated Press. Tentu saja Republik dan Demokrat harus berkompromi agar deadlock anggaran itu tidak terjadi. Soal besaran angka pemotongan, misalnya, semula Republik bersikeras pada angka USD 39 miliar (Rp 331,5 triliun), sedangkan Demokrat bertahan pada USD 34 miliar (Rp 289 triliun). Kalau kemudian dicapai USD 38 miliar, itu berarti ’’kemenangan’’ bagi Republik.
Tapi, Demokrat bisa tersenyum lebar di sektor lainnya, yaitu aborsi. Republik akhirnya mengalah, memperbolehkan aborsi masuk skema pembiayaan federal. ’’Tapi, khusus untuk Washington, aborsi tetap tidak masuk skema pembayaran,’’ jelas Boehner sebagaimana dikutip New York Times. Terhindarnya AS dari government shutdown pertama sejak era Presiden Bill Clinton pada 1996 itu juga menjadi kabar sangat baik bagi sekitar 800 ribu pegawai federal. Kalau saja terjadi shutdown, mereka bakal dirumahkan untuk sementara.
Mereka yang bekerja di sejumlah sektor yang harus terus memberikan pelayanan seperti kepolisian, militer, dan manajemen lalu lintas udara juga bakal mengalami penundaan pembayaran gaji. Ribuan turis yang pada akhir pekan membanjiri AS pun bakal tak terlayani sebagaimana pasien-pasien di rumah sakit pemerintah. Menurut Obama, kesepakatan tersebut didasari atas kesadaran semua pihak bahwa shutdown bakal memperburuk perekonomian negeri itu. Sebab, saat ini mereka baru memasuki proses bangkit setelah dihantam resesi terburuk sejak Depresi Besar pada 1933.
Namun, Obama mengakui, pemotongan di sejumlah sektor yang terpaksa disetujui Demokrat bakal menyakitkan. ’’Sebab, banyak program yang menjadi andalan mayoritas warga harus terpotong. Pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan juga harus ditunda,’’ jelas presiden dari Demokrat tersebut seperti dikutip Wall Street Journal. Mengenai lamanya negosiasi hingga hampir deadline, Reid membantah hal tersebut sengaja dilakukan agar terkesan demokratis.
’’Itu terjadi karena memang sangat tidak gampang untuk sampai pada kesepakatan tersebut,’’ tegasnya. Perimbangan kekuatan antara Republik dan Demokrat memang membuat anggaran fiskal 2011 harus melalui jalan yang berliku. Republik menguasai DPR setelah kemenangan besar pada pemilu sela November lalu, sedangkan Demokrat merupakan kekuatan mayoritas di senat

No comments:

Post a Comment