Sunday, 10 April 2011

SURAT REZKY JUDIANA PUTRI SLAMET JUARI ABK KAPAL SINAR KUDUS YANG DITAWAN PEROMPAK SOMALIA KEPADA PRESIDEN SBY

 Keluarga nahkoda Kapal Sinar Kudus, yang ditawan perompak Somalia, terakhir kali berkomunikasi melalui sambungan telepon pada Minggu pagi, 10 April 2011. Setelah itu, seluruh nomor telepon yang pernah menghubungi keluarga sudah tidak dapat dikontak lagi.

Disampaikan Resky Judian, anak perempuan Slamet Juari, pagi tadi orangtuanya menghubungi dengan nomor telepon baru. Telepon tersambung ke nomor telepon milik ibunya.

"Kabar terakhir mereka pada sakit. Bagaimana ini kalau makanan dan obat habis. Papa (Slamet Juari) bilang belum makan, dan yang paling khawatir Mama. Papa tadi telepon pagi dan setelah itu tidak bisa dihubungi balik," ujar Kiki panggilan akrab Resky, saat diwawancaraiVIVAnews.com, Minggu 10 April 2011.

Kiki menjelaskan, saat menghubungi keluarga di Jakarta, Juari dibatasi oleh perompak di Somalia. Karena sambungan telepon hanya berlangsung singkat.

Pada Jumat 8 April 2011, redaksi VIVAnews.com menerima kiriman surat elektronik dari Rezky Judiana, putri nahkoda Kapal Sinar Kudus, Slamet Juari.

Surat itu ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meminta pemerintah peduli dan berusaha membebaskan warganya dari tangan bajak laut. Semula keluarga tidak mau mem-blow up masalah ini. Setelah diputuskan seluruh anggota keluarga akhirnya persoalan ini disebarluaskan.

Berikut surat Rezky yang ditujukan pada Presiden SBY:

Assalamualaikum Pak Presiden,

Melalui jejaring media ini, saya Rezky (Kiki), seorang mahasiswi. Saya memiliki permohonan, untuk Bapak membaca pesan ini..

Ayah saya (Slamet Juari) dan 19 ABK sudah sebulan menjadi korban penyanderaan perompak Somalia, sejak tanggal 16 Maret 2011.

Sampai sekarang mereka pun masih di tengah perairan dengan persediaan makanan yang menipis. Saya hanya ingin suatu kebijakan dari Indonesia untuk membebaskan Ayah dan 19 ABK nya.

Saya berfikir Indonesia lambat dalam menangani masalah ini, entah itu adalah pemikiran saya yang salah, atau mungkin, diam adalah sebuah strategi.

Setiap hari pasti kami berdoa, namun sampai kapan menunggu tanpa bertindak? Disamping itu, akan makan apa mereka nanti?

Maaf apabila ada kata-kata yang salah, saya hanya ingin Ibu dan keluarga tidak menangis lagi..Wassalamualaikum 
(eh)

No comments:

Post a Comment