Berbagai sikap dan tingkah polah anggota dewan akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Mulai dari penyetujuan gedung mewah DPR hingga kelakukan Arifinto yang sedang nonton video porno saat sidang. Kemanakah rakyat harus mengadu?
"DPR ini memang problem moralitas. Bahkan krisis moralitas. Tak ada lagi tauladan, tak ada lagi politik dengan integritas bekerja dengan etika. Ini semua sangat memprihatinkan," ujar pengamat politik UGM Arie Sudjito saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (9/4/2011).
Arie menilai, DPR terus menampilkan prestasi buram setiap tahunnya. Wajah politikus senayan makin buruk di mata masyarakat.
"Tidak partai umum, partai kader juga mempunyai masalah moral yang luar biasa. Kalau semua partai sekarang bicara citra yang baik, semua telah menyalahi etika sosial. Apa yang terjadi saat ini di DPR dengan menyetujui gedung mewah, anggota nonton video porno, semua akumulasi dari krisis etika yang terjadi," imbuhnya.
Arie mengajak agar publik jangan berhenti mengkritik dan terus meneriakkan seruan moral. Meski suara nurani mulai mahal di dendangkan di DPR, tapi publik tetap harus mengawal DPR agar tidak semakin parah.
"Tanggungjawab kita semua untuk terus kritik. Ini pelajaran politik yang harus diterima apakah 2014 kita akan mempunyai pandangan politik yang sama dengan pemilihan sebelumnya," tegasnya.
Terkait aksi Arifinto yang kepergok menonton video porno, Arie menganggap hal itu bukan hal yang mengagetkan. Kenapa? Karena sebagian besar anggota dewan sudah tidak memiliki kualitas etis yang tinggi.
"Yang membuat ramai kan karena itu kader PKS saja. Itu memang urusan intenal PKS dan apapun yang dilakukan PKS tentu publik akan berbeda memberikan penilaian," tandasnya.
No comments:
Post a Comment