Sunday, 10 April 2011

PERCHA LEANPURI MBA, POLITISI TERMUDA DI SENAYAN YANG JAGO MENARI

Di antara ratusan anggota dewan yang mengisi kursi di Senayan, kiprahnya memang belum terdengar secara nasional. Maklum, dari segi jam terbang, politisi termuda ini masih kalah jauh dibanding politisi senior lainnya.
Namun, lajang berusia 25 tahun ini berhasil meraih suara terbanyak untuk pemilu legislatif 2009, khusus di luar pulau Jawa. PERCHA Leanpuri, begitulah gadis manis peraih gelar MBA di University of Balarat Malaysia itu memperkenalkan diri saat ditemui INDOPOS di ruang kerjanya di Gedung A DPD RI Senayan Jakarta, Jumat lalu (8/4).
’’Percha Leanpuri itu adalah akronim. Percha singkatan dari percampuran. Sedangkan Leanpuri singkatan dari Lematang Ogan Way Umpu Komering. Itu adalah nama empat sungai di Sumatera Selatan, masing-masing sungai tersebut adalah daerah asal kakek nenek dari kedua orang tua saya,’’ ujar Percha.
’’Tapi kalau di rumah saya biasa dipanggil Titi,’’ imbuh perempuan kelahiran Belitang, 24 Juni 1986, ini. Bagi orang yang baru pertama kali bertemu Titi, atau berpapasan dengannya di gedung wakil rakyat di Senayan sana, mungkin tak ada yang menyangka ia adalah politisi termuda di kompleks Parlemen. Maklumlah, dia baru berusia seperempat abad pada 24 Juni mendatang.
Kendati masih belia, dunia politik bukanlah sesuatu yang baru bagi Titi. Sejak kecil, dia telah dididik untuk melek politik, karena hampir semua keluarganya berlatar belakang politisi. ’’Kakek saya dari bapak dulunya adalah pesirah (raja) di sebuah daerah di Sumatera Selatan, tepatnya di Belitang OKU Timur, hingga berpuluh tahun. Sedangkan kakek saya dari pihak ibu dulunya Walikota Palembang selama dua periode,’’ ujar Titi.
’’Ayah saya pun hingga saat ini juga masih menjabat sebagai bupati. Jadi memang kayaknya darah politik sudah mengalir di tubuh saya sejak lahir,’’ imbuh puteri tertua dari Bupati OKU Timur, Herman Deru, tersebut.
Bagi Titi, situasi di keluarganya itulah yang membuatnya tertarik terjun di dunia politik. Karena itu, usai tamat kuliah S1 di Malaysia, dan nyambung S2 juga di Malaysia, pada 2009 lalu, dia ikutmencalonkan diri jadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ”Alhamdulillah saya berhasil meraih suara tertinggi dari segi persentase untuk di luar Jawa, hampir satu juta suara,’’ katanya.
Lalu bagaimana perasaan Titi saat pertama kali menginjakkan kaki di Senayan usai terpilih sebagai wakil rakyat? ’’Pertama kali masuk Senayan tentunya nervous, karena pengalaman pertama. Dulu biasanya kalau lewat Senayan ya lewatlewat aja, nggak pernah masuk. Sekali masuk, wow ternyata bagus banget. Orangnya juga ramah-ramah,’’ tuturnya. Karena paling muda, Titi berusaha menyesuaikan diri dengan sejumlah rekannya di Senayan.
’’Alhamdulillah hubungan emosional saya dengan seluruh anggota DPD sangat baik, karena saya selalu menghormati mereka sebagai orang lebih tua. Saya juga mencuri-curi ilmu dari mereka yang lebih berpengalaman, agar ilmunya itu turun kepada orang lebih muda dan pendatang baru seperti saya ini,’’ kata Titi. Pertama kali memutuskan terjun di dunia politik, Titi melakukannya dengan serius, tanpa ada niat coba-coba, meski saat itu usianya masih sangat muda.
’’Jabatan ini kan tanggung jawab besar, kita tidak boleh coba-coba. Kalau kita hanya coba-coba, usaha apapun yang dilakukan pasti hasilnya tidak maksimal,’’ ujar Titi. Titi sangat bersyukur mendapat amanah besar pada Pemilu 2009 lalu, mendapat hingga 950 ribu suara.
Di Sumatera Selatan itu suara tertinggi, karena ranking duanya hanya sekitar 200 ribu. ’’Bahkan untuk legislator di luar pulau Jawa, itu juga suara tertinggi,’’ ungkap dia. Sebagai anggota DPD, Titi berusaha untuk terus memperjuangkan segala aspirasi masyarakat dan konstituen di daerah asalnya. Karena itulah meski sudah terpilih menjadi senator di Senayan, sulung dari empat bersaudara yang semuanya perempuan itu mengaku masih sering pulang ke kampung halamannya saat tidak ada pekerjaan di Jakarta.
’’Namanya juga keterwakilan daerah, jadi pasti harus bolak balik terus ke daerah. Alhamdulillah saya juga sering mendapat undangan dari masyarakat di daerah. Itu kan artinya mereka mengharapkan kehadiran kita. Biasanya paling lama saya di Jakarta hanya 7 hari. Setelah itu pasti pulang ke Sumatera Selatan,’’ tutur Titi. Meski sudah berstatus wakil rakyat, hingga saat ini Titi masih tinggal dengan kedua orang tuanya di Belitang Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan.
’’Kan saya belum ada yang punya. Makanya masih tinggal sama orang tua,’’ tutur gadis yang memang mengaku sangat hobi berkumpul dengan keluarga di waktu senggangnya itu. Ada pun saat di Jakarta, Titi tinggal dengan seorang tantenya di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur. Kehidupan Pribadi Bicara kehidupan pribadinya di luar seorang politisi, Titi sangat akrab dengan dunia seni, terutama seni tari.
’’Saya ini background-nya penari tradisional. Saat masih kecil aktif di sanggar tari, karena sejak SD sudah dikenalin orang tua dengan tarian. Sekarang kalau pulang ke daerah, saya masih sering mampir ke sanggar, melihat adik-adik latihan,’’ katanya. Di luar itu, Titi mengaku mengisi waktu senggangnya berkumpul dengan keluarga. ’’Saya selalu pengen dekat dengan keluarga. Yang pertama saya cari itu pastilah mama, papa, dan adik-adik,’’ tutur perempuan yang juga hobi olahraga tennis itu. Titi juga tak melupakan teman-teman sebayanya, kendati sudah jarang berkumpul karena keterbatasan waktu.
’’Kadangkadang dengan teman-teman seumuran dan teman-teman sekolah dulu saya masih suka sharing, biar saya juga nggak ketinggalan info terbaru, misalnya info musik. Kadang-kadang kalau sudah fokus kerja, misalnya saat reses hingga 1 bulan, sudah nggak kepikiran lagi yang namanya jalanjalan. Kadang pengen juga ngumpul dengan teman-teman, makan-makan sama mereka, tapi nantilah,’’ imbuhnya.
Bicara tentang kehidupan pribadi, dengan kesibukannya sebagai senator, Titi tetap tidak melupakan kehidupan pribadinya. Dia ingin melepas masa lajang sebelum umur 27 tahun. ’’Keinginan untuk melepas masa lajang tentu ada, tapi jodoh kan di tangan Tuhan. Saya percaya itu. Saya nggak bisa masang target kapan mau menikah. Tapi kalau keinginan jangan sampai lewat umur 27 deh,’’ katanya. Apakah saat ini sudah punya pacar yang akan dijadikan calon pendamping? ’’Hahahaha...kalau seumuran saya ini pasti adalah yang namanya teman dekat. Ya, saya memang sudah berhubungan dengan seseorang. Doa kan sajalah, karena sekali lagi yang namanya jodoh itu kan di tangan Tuhan,’’ pungkas Wakil Ketua Umum Generasi Muda Sriwijaya ini

1 comment: