Tuesday 27 November 2012

Palestina Bersikeras Naikkan Status di PBB. Pekan ini, Abbas akan kembali mendesak PBB menaikkan status Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, bersikeras akan menaikkan status mereka di PBB sebagai "negara pengamat non-anggota" walaupun mendapatkan penentangan dari Israel dan sekutunya, AS.

Diberitakan al-Arabiya, Abbas pada Senin waktu setempat akan bertolak ke New York, Amerika Serikat, untuk mengajukan permohonan peningkatan status di PBB. Rencananya, permohonan ini akan disampaikan Abbas pada hari Kamis mendatang.

Saat ini, status Palestina di PBB adalah sebagai "pengamat tetap" bersama dengan Tahta Suci Vatikan. Sebelumnya tahun lalu, upaya Abbas untuk menaikkan status Palestina menjadi "negara anggota" kandas setelah terganjal di Dewan Keamanan PBB, terutama karena penolakan Amerika Serikat.

Padahal, Palestina telah mendapatkan pengakuan kedaulatan dari sebagian besar negara anggota PBB, di antaranya negara-negara Amerika Latin. Upaya pengakuan kedaulatan adalah demi kemerdekaan Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari 1967 lalu.

Akhirnya, Abbas memutuskan akan menurunkan permintaan mereka dari negara anggota menjadi pengamat non-anggota. Sebagai pengamat non-anggota, berarti keberadaan Palestina sebagai negara mulai diakui. Saat ini, dengan status pengamat permanen, Palestina hanya dianggap sebagai entitas.

Peningkatan status akan memungkinkan Palestina ikut dalam debat Sidang Umum PBB, dan lebih penting, memiliki kesempatan lebih besar untuk bergabung dengan badan-badan PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Jika sudah menjadi ICC, berarti Palestina bisa menggugat kekerasan yang dilakukan Israel di pengadilan internasional, ini yang ditakutkan Israel dan antek-anteknya.

"Saya akan ke PBB menuntut, berdasarkan prinsip kesetaraan yang adil, legitimasi internasional untuk mencapai negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya," kata Abbas di hadapan 1.000 orang di Tepi Barat yang mendukung langkahnya.

Upaya Abbas ini juga mendapatkan dukungan Hamas di Gaza. Dukungan ini disampaikan oleh pemimpin Hamas Khaled Meshaal melalui percakapan telepon dengan Abbas. Kendati demikian, Meshaal mewanti-wanti Abbas agar jangan sampai naiknya status di PBB mengganggu hak-hak warga Palestina.

Hasutan Amerika

Walaupun banyak didukung berbagai negara dan faksi di dalam negeri, namun Barat sebagai negara yang paling berpengaruh di PBB dan Dewan Keamanan kemungkinan besar akan kembali mengganjalnya.

Sebelumnya pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam pertemuan dengan Abbas di Tepi Barat meminta agar Palestina menghentikan upaya tersebut, karena menurutnya akan percuma. Tapi, niat pria yang dipanggil Abu Mazen ini sudah bulat.

Di hadapan Clinton, menlu Prancis, Jerman dan berbagai delegasi asing lainnya, Abbas mementahkan anjuran untuk menghentikan niatnya. Dia mengatakan, Palestina akan tetap maju apapun yang terjadi.
Sebelumnya pada upaya yang gagal tahun lalu, AS memotong bantuan ke Otoritas Palestina setelah negara itu masuk keanggotaan Unesco. Menurut AS, pengakuan Palestina tidak bisa diterima selama tidak ada kesepakatan dengan Israel.
Saat ini, Palestina telah menggalang dukungan dari negara-negara Arab, negara Muslim dan negara-negara yang netral

No comments:

Post a Comment