Partai dan kelompok oposisi Mesir menyatakan akan turun ke jalan menolak dekrit Presiden Mohamed Mursi yang memberikannya "kekuatan seperti Firaun" pada Selasa waktu setempat. Demo yang disebut-sebut akan diikuti sejuta orang ini memicu kekhawatiran terjadinya konflik berdarah di Kairo.
Rencananya demonstrasi besar itu akan digelar di Kairo dan Giza dan berjalan menuju Lapangan Tahrir, pusat perjuangan revolusi menggulingkan Husni Mubarak tahun lalu. Di lapangan ini, massa telah menggelar tenda sejak pekan lalu, melakukan aksi duduk.
Rencananya demonstrasi besar itu akan digelar di Kairo dan Giza dan berjalan menuju Lapangan Tahrir, pusat perjuangan revolusi menggulingkan Husni Mubarak tahun lalu. Di lapangan ini, massa telah menggelar tenda sejak pekan lalu, melakukan aksi duduk.
Mahasiswa di Universitas Kairo diliburkan pada Selasa, beberapa toko dan pusat bisnis di Kairo juga tutup.
Sedikitnya anggota dari 17 partai oposisi dan pergerakan perlawanan pemuda akan turun ke jalan. Haitham Mohamedeen dari Pergerakan Sosialis Revolusioner membacakan pernyataan koalisi oposisi yang menentang dekrit tersebut dan menyalahkan pemerintah atas kematian dua orang demonstran pekan lalu.
Sebelumnya, kantor kepresidenan Mursi menyatakan tetap akan menerbitkan dekrit tersebut dan membantah dirinya akan menjadi rezim otoriter baru Mesir setelah Husni Mubarak. "Pernyataan kepresidenan tadi malam tidak bisa diterima. Pernyataan itu tidak menyajikan hal baru dalam memenuhi tuntutan kekuatan politik revolusi dan nasional untuk membatalkan dekrit," kata pernyataan koalisi yang dibacakan Mohamedeen.
Oposisi menuntut Mursi membatalkan deklarasi dekrit, mengusut tuntas kematian demonstran, dan menghapuskan undang-undang yang memberangus kebebasan. Kelompok ini juga menyerukan restrukturisasi dan reformasi kementerian dalam negeri, memilih kembali anggota Dewan Konstituen yang lebih mewakili aspirasi rakyat.
Di hari yang sama, rencananya massa dari Ikhwanul Muslimin (IM) akan menggelar demonstrasi tandingan yang mendukung dekrit Mursi. Namun kabar terakhir, pihak IM menunda demonstrasi itu demi mencegah timbulnya bentrokan.
Sedikitnya anggota dari 17 partai oposisi dan pergerakan perlawanan pemuda akan turun ke jalan. Haitham Mohamedeen dari Pergerakan Sosialis Revolusioner membacakan pernyataan koalisi oposisi yang menentang dekrit tersebut dan menyalahkan pemerintah atas kematian dua orang demonstran pekan lalu.
Sebelumnya, kantor kepresidenan Mursi menyatakan tetap akan menerbitkan dekrit tersebut dan membantah dirinya akan menjadi rezim otoriter baru Mesir setelah Husni Mubarak. "Pernyataan kepresidenan tadi malam tidak bisa diterima. Pernyataan itu tidak menyajikan hal baru dalam memenuhi tuntutan kekuatan politik revolusi dan nasional untuk membatalkan dekrit," kata pernyataan koalisi yang dibacakan Mohamedeen.
Oposisi menuntut Mursi membatalkan deklarasi dekrit, mengusut tuntas kematian demonstran, dan menghapuskan undang-undang yang memberangus kebebasan. Kelompok ini juga menyerukan restrukturisasi dan reformasi kementerian dalam negeri, memilih kembali anggota Dewan Konstituen yang lebih mewakili aspirasi rakyat.
Di hari yang sama, rencananya massa dari Ikhwanul Muslimin (IM) akan menggelar demonstrasi tandingan yang mendukung dekrit Mursi. Namun kabar terakhir, pihak IM menunda demonstrasi itu demi mencegah timbulnya bentrokan.
No comments:
Post a Comment