Genetika menentukan warna rambut, golongan darah, dan kerentanan terhadap penyakit tertentu. Kini gen dapat dijadikan ukuran untuk memprediksi pada jam berapa manusia akan mati.
Para peneliti telah menemukan hal tersebut dan menerbitkan studi dalam edisi November 2012 dari Jurnal Annals of Neurology. Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, para ilmuwan yang mempelajari jam biologis internal tubuh (ritme sirkadian) melaporkan penemuan varian gen yang tidak hanya menentukan kemungkinan menjadi orang dengan pola yang mudah bangun pagi (morning person) tetapi juga memprediksi kemungkinan waktu kematian seseorang.
Menurut pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh Harvard Medical School, gen biasanya memungkinkan untuk tiga kemungkinan kombinasi nukleotida (empat blok pembangun molekul DNA): adenine-adenine (AA), adenin-guanin (AG), dan guanin-guanin (GG).
Tim peneliti sebenarnya secara tidak sengaja menemukan temuan ini saat mereka sedang menyelidiki perkembangan pasien dengan penyakit Parkinson dan Alzheimer. Kemudian para peneliti memantau pola tidur dari 1200 subjek lanjut usia yang menjalani pemeriksaan neurologis dan kejiwaan.
Para peneliti menemukan sebuah molekul tunggal dekat sebuah gen yang disebut 'Periode 1' yang berbasis adenine (A) atau guanine (G). Gen molekul tipe A memiliki rasio yang lebih enam berbanding empat, oleh karena itu orang yang memiliki dua kromosom memiliki peluang 36 persen memiliki jenis molekul AA, 16 persen peluang memiliki GG dan 48 persen memiliki berpeluang memiliki molekul A dan G.
"Jenis genotipe tertentu ini mempengaruhi pola tidur dan bangun dari setiap orang pada hakikatnya," tulis Dr Clifford Saper, kepala neurologi di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, seperti dilansir Huffingtonpost.
"Dan itu adalah dampak yang cukup mendalam sehingga orang-orang yang memiliki jenis gen AA bangun sekitar satu jam lebih awal dari orang-orang yang memiliki genotipe GG, dan genotipe AG bangun hampir persis di pertengahan," katanya.
Selain itu, para peneliti menyadari karena beberapa dari 1.200 subjek tersebut yang urutan nukleotida merupakan pemprediksi akurat dari jam kematian para subjek tersebut, dalam jarak hanya beberapa jam. Pasien dengan genotipe AA dan AG biasanya meninggal sebelum 11 pagi, sedangkan subjek dengan kombinasi GG cenderung mati sekitar pukul 18.00.
"Jadi ada benar-benar sebuah gen yang memprediksi kematian anda pada pukul berapa. Bukan tanggal untungnya, tapi waktu (dalam) hari," kata Saper.
Sementara itu laman The Atlantic melaporkan peneliti percaya hasil mereka mungkin mengingat tubuh manusia kembali kepada lebih alami, imbas ritme jam biologis internal yang ditentukan sebagai pendekatan kematian.
No comments:
Post a Comment