Wednesday, 21 November 2012

Masa Lalu Terulang, Alangkah Bodohnya Bangsa Ini "Kami undang orang asing, masa harus dimusuhi?"

Kepala BP Migas R Priyono saat rapat di Komisi VII DPR, Selasa 13 November 2012.
Kabar mengejutkan pada Selasa, 13 November. Mahkamah Konstitusi (MK) yang dikomandani Mahfud MD mengabulkan sebagian permohonan sejumlah tokoh Islam dalam uji materi Undang-undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Dalam putusan tersebut, MK menyatakan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 dan harus dibubarkan.

Terang saja putusan ini langsung ditanggapi serius oleh pemerintah, termasuk Presiden. Sebab, selama ini BP Migas merupakan tangan kanan pemerintah dalam usaha eksploitasi minyak dan gas, penyumbang seperempat penerimaan negara dalam APBN.

Di sisi lain, BP Migas yang dinakhodai Raden Priyono juga langsung sigap. Maklum saja, tak kurang dari seribu orang dan keluarganya harus bergantung dari lembaga ini.

Dalam berbagai kesempatan, VIVAnews berhasil mewawancarai Priyono, sarjana teknik geologi ITB angkatan 1976 yang lahir di Pati, 12 September 1956. Berikut petikannya:

Nasib karyawan BP Migas setelah pembubaran BP Migas ini bagaimana?Kami memiliki 600 pekerja tetap, selebihnya penunjang. Jadi ada sekitar 1.200 orang. Tentu saja kabar likuidasi BP Migas mengejutkan mereka. Tapi saya sudah ketemu dengan mereka semua, karena tugas seorang pimpinan adalah memberikan rasa aman kepada anak buahnya.

Saya katakan kalian sebagai profesional, nggak ada matinya, karena mereka bukan amatiran. Mereka pekerja lama di BP Migas berhadapan dengan KKKS secara intensif, mereka pasti punya pengalaman kerja dan kompetensi yang lumayan, artinya akan susah ditandingi kalau kita ambil dari luar. Jangan khawatir profesionalisme itu akan menjadi modal semua orang akan perlu. Jadi walau sudah pindah BP Migas sudah dilikuidasi dan akan attached ke kementerian. Jangan khawatir dengan profesionalisme mereka karena mereka akan tetap diperlukan.

Dan saya meminta ke Menteri Energi Jero Wacik. Saya pesan satu kepada  menteri: nasib anak buah saya tolong dijaga, termasuk hak-haknya sesuai ketentuan Undang-undang Tenaga Kerja.
Karena kita tahu pada saat dibubarkan ada kevakuman, artinya kalau bubar, ya hak-hak sesuai ketenagakerjaan ada aturannya. Dan Pak Wacik setuju. Itu permintaan tunggal saya. Jadi kita akan bohong bicara kesejahteraan negara kalau anak buah saja tak ditengok. Jadi itu prioritas dan hanya itu permintaan saya kepada Pak Wacik.

Pemerintah telah membentuk unit kerja, langkah selanjutnya apa?Ya pengalihan bahwa eks BP Migas di bawah kendali menteri langsung jadi seperti pimpinan unit kerja. Ini entah dirangkap oleh menteri atau langsung di bawah menteri.

Berarti organ baru ini di bawah menteri?Tidak apa-apa, yang penting kan industi migas ini bisa dijaga oleh unit kerja ini. Apa pun namanya apa pun bajunya, yang penting industri migas ini tetap bisa dijaga supaya ada kepercayaan dari investor bahwa mereka dikendalikan oleh unit kerja yang profesional dan bersahabat.

BP Migas produk reformasi dan Anda jugalah yang memformulasikan BP Migas, berarti sejak awal BP Migas ini sudah salah?Bukan begitu. Kalau MK memutuskan seperti ini, kami melihat justifikasi yang kuat. Tidak ada hubungannya antara justifikasi keputusan MK dengan data dan fakta di lapangan.

Mengenai tidak efisien? Kami lebih efisiensi. Berpihak kepada asing? Malah lokal content di seluruh instansi BP Migas nomor satu. Bahwa kemudian berteman dengan orang asing, ya karena kami undang orang asing, masa harus dimusuhi? Kalau kemudian tidak berpihak kepada Pertamina, sudah tiga blok selama BP Migas berdiri diambil Pertamina. Jadi apa sebenarnya?

Ini artinya kita kembali ke zaman sebelum reformasi di mana Pertamina mengatur hulu migas?Kami mengkhawatirkan hal tersebut berulang, maka alangkah bodohnya bangsa ini.

Berbicara lebih efisien, apa yang menjadi dasar lembaga pimpinan Anda itu lebih efisien?Kami menggunakan biaya 1 persen dari penerimaan migas seluruhnya untuk menjalankan lembaga yang isinya 1.200 karyawan. Sedangkan pada masa lalu di bawah  Pertamina itu retensi 3 persen untuk 60 orang. Saya tak tahu itu benar atau tidak. Kalau dilihat dari efisiensi retensi, lebih efisien BP Migas.

Artinya dengan retensi satu persen, disaring Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan, kami memperkerjakan 1.200 tenaga kerja dan mengelola 303 perusahaan minyak.

Sedangkan sebelum BP Migas, ada sekitar 109 perusahaaan dengan retensi tiga persen. Terus pekerjanya sekitar 60 orang. Memang perbandingan skala sangat berbeda, tapi BP Migas lebih efisien.

Pascaputusan MK, mengenai kontrak-kontrak migas bagaimana?Kalau masyarakat perminyakan pasti ada dampak, karena ada kevakuman. Katakanlah ada 300 proposal rencana kerja dan anggaran, ya kami stop. Karena setelah BP Migas dinyatakan dibubarkan kami tak sentuh pekerjaan. Hanya merapikan dokumen saja. Kita tidak memproses apa pun. Jadi permintaan program kerja 303 perusahaan minyak ya berhenti. Artinya di lapangan ada ketidakpastian.

Investornya sudah calling ke Bapak menanyakan bubarnya BP Migas?Kalau ke saya belum, saya cuma dengar-dengar saja bahwa investor ini resah karena produk undang-undang saja dengan mudahnya diubah, apalagi ketentuan peraturan di bawahnya. Apakah nanti investor melihat ketidakpastian di bidang hukum, pelaksanaan kontrak bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat diputarbalikkan nanti.

Selama dua hari ini lifting berapa? Ada beberapa keluhan yang masuk karena KKKS mereka tidak bisa melifting karena tidak ada surat yang izinkan lifting. Kan ada yang pengawasan, seperti Chevron. Kami punya 74 KPS produksi, mereka akan punya masalah dengan ini. Karena mereka harus masukan ke storage juga.

Masuk ke storage kapasitasnya berapa? Macam-macam, ada yang cuma produksi 5.000 barel. Kalau Chevron itu liftingnya seminggu dua kali karena sudah penuh. Kalau yang lain bisa dua bulan sekali karena produksinya hanya 2.000 barel per hari. Kami punya 115 pelabuhan khusus untuk lifting.

Produksi minyak bisa turun? Ya sangat bisa karena misal dengan kasus bioremediasi saja di Chevron Sekarang ada 100 sumur yang tidak bisa dikerjakan, karena sumur ituwellcutting tidak ada yang berani tanda tangan, karena wellcutting itu dianggap limbah.

Dampak kerugian negara bagaimana? Satu hari kami mengelola pergerakan di sektor hulu migas Rp1 triliun. Jadi kalau misal ini ada kesenjangan waktu ya seperti itu.

Rencana Anda ke depan bagaimana?Saya paling jadi pengamat minyak dan gas. Pak Kurtubi akan saya ikutiterus, di mana beliau ngomong migas, saya ikuti agar tidak terjadi kesalahan informasi. (Kurtubi merupakan pengamat minyak yang menjadi salah satu penggugat UU Migas ke MK-red)

Bukan Anda lagi yang mimpin?Kemungkinan besar tidak.

Jadi Anda pensiun?Seorang pejuang itu tak akan pernah pensiun

No comments:

Post a Comment