Mantan Wakil Presiden RI, M Jusuf Kalla, menyatakan bahwa Indonesia masih perlu memperbaiki sejumlah hal demi menciptakan kemajuan bangsa serta meningkatkan peran dalam persaingan antarnegara.
"Kenapa bangsa kita tingkat kemajuannya belum terlalu tinggi? Kita selalu berada pada posisi di tengah kalau diukur dengan negara di sekitar," ujar Kalla dalam seminar nasional bertajuk Merajut Indonesia Baru yang diselenggarakan IKA-UII di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 8 November 2012.
Menurut JK --sapaan Jusuf Kalla--, masalah yang dihadapi Indonesia sebetulnya bukan terletak pada sistem yang dianut. Sebab, jika dilihat dari berbagai perspektif negara, sistem apa pun yang dipakai bisa memajukan sebuah negara.
"Semua negara yang maju, apa pun sistemnya, karena semangatnya untuk maju dan kreativitas warganya," kata JK.
Masalah yang dihadapi Indonesia justru terletak pada kepemimpinan suatu negara. "Semua sistem sangat tergantung leadership negara itu," kata JK.
Dia mencontohkan, Singapura, Malaysia, bahkan China, menganut sistem kenegaraan yang berbeda-beda. Namun, negara tersebut bisa mengalami kemajuan karena faktor kepemimpinan tokoh negaranya, antara lain Lee Kuan Yew, Mahathir Muhammad, dan Deng Xiao Ping.
"Dibutuhkan leadership yang kuat untuk membawa kita secara bersamaan, sehingga sistem (negara) itu berjalan baik," kata JK.
Faktor lain yang turut berperan dalam menciptakan kemajuan bangsa adalah ekonomi. Dalam kasus Indonesia, kelemahan yang terjadi adalah produk Indonesia justru lebih mahal dibandingkan negara lain.
Untuk itu, dibutuhkan lingkungan bisnis yang mendukung dengan menciptakan struktur biaya yang murah di dalam negeri.
"Kenapa buruh suka demo, karena selalu khawatir kehilangan pekerjaan. Kenapa khawatir pekerjaannya hilang, karena takut pabrik bangkrut. Kenapa bangkrut, karena ongkos kemahalan," kata JK.
Selama ini, JK mengakui, keputusan pengusaha membayar murah upah buruh, karena pelaku usaha harus membayar bunga, logistik, dan birokrasi yang sudah mahal. Dengan cara itu, perusahaan berharap bisa memperbaiki keuangan.
Restorasi ekonomi, menurut JK, perlu dilakukan dengan meletakkan dasar kebijakan pada ekonomi yang efisien. "Restorasi ekonomi itu meletakkan dasar ekonomi yang efisien," tegas dia.
No comments:
Post a Comment