Friday 7 December 2012

Catatan Perjalanan Komisi I DPR ke Palestina

Komisi I DPR menempuh perjalanan panjang untuk memberikan dukungan politik kepada Palestina yang sedang memperjuangkan kemerdekaannya. Kunjungan ini, meski ada juga yang mencibir, namun juga menuai pujian dan bahkan mendapat sambutan hangat dari pemerintah Palestina.

Perjalanan panjang Komisi I DPR dimulai dari penerbangan menuju Kairo Selasa (27/11) lalu pukul 00.15. Rombongan delegasi itu dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq (PKS) dan beranggotakan Yorrys Raweyai (Golkar), Meutya Hafid (Golkar), Yahya Sacawirya (Demokrat), Effendi Choirie (PKB) dan Muhammad Najib (PAN). 

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 16 jam, termasuk transit di Dubai dua jam, Komisi I DPR akhirnya mendarat di Kairo pada hari yang sama sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Kairo dan Jakarta memiliki perbedaan waktu sekitar lima jam.

Saat itu di Kairo sedang berlangsung demo besar antipemerintah. Namun hal itu tak menyurutkan langkah delegasi. Begitu tiba di Kairo, dengan diantar staf KBRI Mesir, delegasi langsung menemui Majelis Syuro (setingkat MPR) Mesir. Dalam pertemuan itu, Komisi I DPR mengajak Majelis Syuro Mesir untuk berkomitmen mendukung upaya kemerdekaan Palestina. Tawaran itu disambut baik oleh Majelis Syuro Mesir yang dalam pertemuan itu dipimpin oleh Wakil Ketua Ridho Fahmi. Dia menegaskan bahwa upaya membantu kemerdekaan Palestina juga menjadi fokus Mesir.

Usai bertemu Majelis Syuro, Komisi I DPR berkunjung ke KBRI Mesir. Di KBRI, pada malam harinya, Komisi I DPR berinteraksi dengan mahasiswa Indonesia di Mesir yang memang sengaja diundang oleh Dubes RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi. Dalam interaksi tersebut, ada satu dua kritik yang dilontarkan mahasiswa terhadap agenda kunker DPR ke luar negeri. Namun para mahasiswa tetap mengapresiasi kunjungan ke Gaza.

Keesokan harinya, Rabu (28/11), pukul 11.00 waktu setempat, Komisi I DPR berkunjung ke kantor Liga Arab yang terletak di Kairo. Dalam pertemuan itu, Anggota Komisi I DPR Mustafa Kamal (PKS) baru bergabung dalam rombongan delegasi.

Sama seperti saat bertemu Majelis Syuro Mesir, dalam pertemuan dengan Liga Arab, Komisi I DPR juga mengajak Liga Arab mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Tawaran itu juga disambut baik. Wakil Sekjen Liga Arab Ahmad bin Halli mengonfirmasi adanya persetujuan dari negara-negara Liga Arab untuk mendukung pengakuan status negara bagi Palestina di sidang umum PBB yang pada saat itu belum berlangsung.

Setelah bertemu Liga Arab, Komisi I DPR langsung tancap gas menuju Gaza. Melalui jalur darat dengan menggunakan bus dari KBRI Mesir, delegasi menempuh perjalanan sekitar lima jam untuk tiba di kota El Arish yang berjarak 35 Km dari Rafah, wilayah perbatasan Mesir-Palestina (Gaza). Delegasi bermalam di tempat itu sembari menunggu izin lewat dari Imigrasi Mesir. Di El Arish, delegasi juga bertemu dengan sukarelawan dari tujuh lembaga kemanusiaan Indonesia.

Konfirmasi izin melintas akhirnya diberikan Imigrasi Mesir Kamis (29/11). Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam dan menunggu proses di imigrasi satu setengah jam, delegasi Komisi I DPR diperkenankan melintas masuk ke kawasan Palestina.

Di kantor Imigrasi Palestina di Rafah, delegasi Komisi I DPR disambut oleh salah seorang anggota Parlemen Palestina Dr Yousef beserta protokoler parlemen. Delegasi disambut hangat bak kawan lama yang baru bertemu lagi. Setelah beramah tamah sebentar, delegasi kemudian diantar untuk bertemu Parlemen Palestina di Gaza.

Dalam pertemuan dengan parlemen Palestina atau Palestinian Legislative Council (PLC) di Gaza, Komisi I DPR menyampaikan dukungan politiknya. Wakil Ketua PLC Ahmad Bahar yang memimpin pertemuan itu menyambut baik dan mengucapkan terima kasih.

Usai bertemu dengan PLC, Komisi I DPR kemudian menuju perumahan kamp untuk bertemua Perdana Menteri Palestina dari Hamas Ismail Haniyya. Dalam pertemuan itu, selain menyampaikan dukungan politik, Komisi I DPR mewakili tujuh lembaga kemanusiaan, memberikan bantuan berupa uang tunai US$ 800 ribu dan alat-alat medis. Ismail Haniyya juga menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada delegasi Komisi I DPR dan tujuh lembaga kemanusiaan. Selain itu, Komisi I DPR juga berjanji akan mendorong pemerintah Indonesia untuk membuka konsul istimewa Indonesia di Gaza.


Pertemuan dengan Perdana Menteri Palestina dari Hamas Ismail Haniyya di Gaza menjadi salah satu agenda penting kunjungan Komisi I DPR. USai bertemu dengan Haniyya, Komisi I DPR kemudian melanjutkan perjalanan ke Jordania.

Usai bertemu Haniyya Kamis (29/11) sore waktu setempat, pada malam harinya delegasi menyempatkan diri untuk mengunjungi keluarga mendiang Ahmad Said Khalil Al Jabari. Al Jabari adalah Komandan Sayap Militer Hamas yang tewas dirudal Israel. Dalam kunjungan itu, delegasi memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai. Kemudian delegasi bermalam di salah satu hotel di Gaza.

Pada malam yang sama, tepatnya sekitar pukul 23.30 waktu setempat, sidang umum PBB telah memutuskan mengangkat status keanggotaan Palestina menjadi non-member observer state. Warga Gaza menyambut kenaikan status itu dengan mengadakan long march mengelilingi kota.

Keesokan harinya, Jumat (30/11), delegasi berkunjung ke rumah sakit Asy Syifa. Asy Syifa merupakan rumah sakit yang dibangun dari sumbangan warga Indonesia, saat dikunjungi Komisi I DPR, pembangunan rumah sakit itu belum selesai. Menurut sukarelawan Mer-C, Nur Ikhwan, yang menyambut delegasi, penyelesaian rumah sakit itu masih membutuhkan dana sekitar Rp 30 miliar.

Usai mengunjungi rumah sakit Asy Syifa, delegasi kemudian kembali menuju Kairo untuk bersiap menuju ke Amman, Jordania. Sesampainya di Kairo setelah menempuh perjalanan kurang lebih delapan jam dari Gaza, delegasi kembali bermalam di salah satu hotel di ibu kota Mesir itu.

Pada Sabtu (1/12), delegasi kemudian terbang menuju Amman. Tiba di Amman setelah terbang kurang lebih dua jam, Komisi I DPR disambut KBRI Amman. Perjalanan ke Amman adalah dalam rangka menuju Palestina wilayah Tepi Barat untuk bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Di Amman, Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang bergabung setelah merampungkan tugasnya di tanah air.

Pada malam harinya, masih di KBRI Amman, Komisi I DPR menengok 57 tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia. Mereka ditampung KBRI Amman karena bermasalah dengan majikannya di Jordania dan sedang menunggu jalan pulang ke tanah air. Masalah mereka rata-rata hampir sama, gaji yang tak dibayar dan kekerasan. 

Selain itu, ada juga yang menikah dengan warga Jordania yang menjadi majikannya kemudian dicampakkan setelah memiliki anak. Mereka memang ditampung bersama anak-anaknya yang berwajah khas orang Arab. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq memberikan bantuan berupa sejumlah mainan kepada untuk anak-anak para TKW itu.

Usai bermalam di salah satu Hotel di Amman, Minggu (2/12), Komisi I DPR bertemu dengan Menteri Politik dan Parlemen Jordania Bassam Haddadin. Dalam pertemuan itu, Bassam mengapresiasi dukungan Indonesia untuk Palestina. Usai bertemu Bassam, masih di Amman, delegasi selanjutnya menemui Dewan Nasional Palestina atau Palesinian National Council PNC. Dalam pertemuan itu, Komisi I DPR meminta agar PNC membantu rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Ketua PNC Salim Al Zanun Abu Al Adib mengatakan akan membantu usaha rekonsiliasi yang prosesnya telah diserahkan kepada Mesir.

Setelah bertemu PNC, Komisi I DPR kemudian bertemu dengan mahasiswa dan profesional Indonesia yang ada di Jordania. Dalam interaksi di pertemuan tersebut, mahasiswa di Jordania menyampaikan apresiasi Koordinator PPI sedunia Zulham Effendi untuk kunjungan Komisi I DPR ke Palestina.

Keesokan harinya, Senin (3/12), pukul 08.00 waktu setempat, delegasi menuju Ramallah dengan menggunakan bus. Perjalanan ini dilakukan setelah KBRI Amman mendapat lampu hijau dari otoritas Israel untuk melintas ke Ramallah. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam, termasuk proses di Imigrasi otoritas Israel yang memakan waktu sekitar satu setengah jam, delegasi akhirnya masuk ke Ramallah. Hal ini terbilang istimewa, karena Menlu Marty Natalegawa beberapa waktu sebelumnya pernah ditolak masuk ke Ramallah.

Di Ramallah, delegasi bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Namun sebelum pertemuan, delegasi menyempatkan untuk berziarah ke makam Ketua Presiden pertama Palestina Yasser Arafat.

Saat bertemu Presiden Mahmoud Abbas, Komisi I DPR kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk upaya kemerdekaan Palestina. Komisi I DPR juga mengucapkan selamat atas diangkatnya status Palestina di PBB. Presiden Mahmoud Abbas mengucapkan terima kasih kepada Indonesia atas dukungan kepada Palestina. 

Rasa terima kasih terkhusus disampaikan kepada Menlu Marty Natalegawa yang beraksi membela Palestina dalam sidang PBB. Dia juga mengapresiasi kunjungan Komisi I DPR ke wilayah Palestina.

Usai pertemuan singkat dengan Mahmoud Abbas, Komisi I DPR kemudian bertemu dengan perwakilan dari Israel di Jerusalem. Namun, tak ada hal strategis yang dibahas dalam pertemuan itu. Setelahnya Komisi I DPR bermalam di salah satu hotel di kota Jerusalem.

Selasa (4/11), delegasi kembali menuju Amman untuk selanjutnya kembali ke tanah air. Sore hari, pukul 18.00 waktu setempat, delegasi terbang dari Amman menuju Jakarta. Rabu (5/11) sekitar pukul 16.30 WIB delegasi tiba di tanah membawa segudang informasi dan salam hangat Palestina untuk Indonesia.

No comments:

Post a Comment