Friday, 16 November 2012

Bising, Belalang Kota Ubah 'Nada' Untuk Pikat Pasangan. Bising mempengaruhi proses perkawinan pada belalang

Sebuah studi baru menemukan bahwa belalang yang tinggal di perkotaan yang sangat bising, harus mengubah suara-suara atau 'lagu' yang dikeluarkan untuk menarik perhatian para betina. Para peneliti mengatakan, tingkat kebisingan yang tinggi di wilayah perkotaan mempengaruhi proses perkawinan pada belalang.
Belalang bersayap (Chorthippus biguttulus) 
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Bielefeld, di Jerman, dan telah diterbitkan dalam "Journal Funtional Ecology", menjelaskan bahwa belalang dipaksa untuk meningkatkan frekuensi volume suara rendahnya saat melakukan panggilan kepada belalang lain.

Menurut ketua penelitian, Ulrike Lampe, suara bising lalu lintas di jalanan sangat mengganggu suara yang dihasilkan belalang. Penelitian dilakukan terhadap belalang bersayap berjenisChorthippus biguttulus saat melakukan proses kawin.

"Efeknya, para jantan membuat suara bising lain untuk melakukan komunikasi. Sejauh ini, hanya binatang vertebrata yang bisa melakukannya," kata Ulrike Lampe, seorang mahasiswa Phd, di Universitas Bielefeld, jurusan evolusi biologi, dilansir dari BBC.

Para ilmuwan memisahkan 188 belalang jantan bersayap yang berasal dari pinggir jalan yang berisik dan dari pedesaan yang sunyi.

Menurut Lampe, belalang bersayap adalah makhluk hidup yang melakukan pemilihan saat akan melakukan kawin dengan pasangannya. Karena sang betina akan mendengarkan suara-suara "lagu" yang dihasilkan oleh jantan, jika tertarik maka betina akan menanggapi dengan mengeluarkan suara rendah untuk memberi sinyal.

Belalang menghasilkan suara atau lagu panggilan kawin dengan menggosok-gosokkan duri-duri kecil yang ada di kaki belakangnya dengan tabung vena yang terletak di sayap depan.

'Lagu' yang dihasilkan para jantan ini sangat singkat. Durasinya hanya dua sampai tiga detik, dan pada saat menjelang akhir lagu ada gelombang tinggi. Pada bagian awal panggilan kawin ini suara yang dikeluarkan rendah kemudian meningkat cepat dan diakhir panggilan kawin ada suara tinggi yang dikeluarkan.

Pengujian Suara


Untuk merangsang para jantan mengeluarkan panggilan kawin, para ilmuwan menyatukannya dengan betina di laboratorium. Kemudian ilmuwan akan mencatat hasilnya.

Tim peneliti lalu mencatat perbedaan hasil dari kelompok belalang yang diambil dari daerah yang bising dan daerah yang sunyi. Hasilnya, menunjukkan bahwa para jantan yang berasal dari daerah yang bising mengeluarkan suara yang berbeda dengan jantan yang berasal dari daerah yang sunyi. 

"Terjadi perbedaan frekuensi suara pada bagian rendah dan tinggi," kata Ulrike Lampe.

Hal ini masuk akal, meningkatnya frekuensi suara ini untuk menghindari suara bising lalu lintas jalan. Temuan ini menunjukkan bahwa kebisingan lalu lintas dapat mengganggu proses perkawinan belalang.

"Peningkatan tingkat kebisingan dapat mengganggu proses pendekatan belalang jantan untuk menarik para betina," tutur Ulrike Lampe.

No comments:

Post a Comment