Monday, 12 November 2012

Belsen, Kamp Tawanan Nazi Yang Mengerikan

Dalam sejarah Perang Dunia IINazi dibawah kepemimpinan Adolf Hitler membangun KampBelsen yang digunakan sebagai eksekusi masal melaui kamar tahanan bersaluran gas.
Kamp Belsen yang digunakan sebagai penjara, tidak sempat mengalami eksekusi masal karena tentara Inggris sempat membebaskan tempat ini dalam misi mereka. Tetapi kamp-kamp lain milik Nazi pernah melakukan eksekusi masal atau setidaknya ribuan tahanan tewas karena kerja paksa dan kekurangan makanan.
Dalam bahasan ini National Archives UK membuka dokumen yang mereka peroleh saat pembebasan kamp Belsen. Apa yang mereka temukan yang mereka temukan didalam kamp Belsen bukan hanya kekejaman dan kebrutalan.
Tentara Inggris terperanjat dengan penemuan mereka ketika menjalani misi ‘pembebasan kamp’. Gambar Holocaust dengan tubuh kurus atau mati, hal itu menunjukkan para pelaku yang mungkin berperilaku dingin dan menakutkan, terutama ketika melakukan tindakan kekejaman.

Kamp Belsen ‘Solusi Akhir’ Nazi

Adolf Hitler didorong oleh ide-ide rasis pada inti kepercayaannya, dia tidak menciptakan pandangan anti-Semitisme yang sudah ada di Eropa selama berabad-abad, tapi ia menggunakannya untuk memenangkan dukungan. Banyak orang Jerman kecewa dengan ketentuan Perjanjian Versailles setelah kekalahan negara mereka dalam Perang Dunia I. Adolf Hitler menawarkan orang Jerman dalam ide ‘kambing hitam’ yang menghadapkan mereka kedalam masalah negara dan kesalahan pemimpinnya, menyalahkan ‘segala sesuatu pada orang Yahudi.
Sejak tahun 1933 ketika Adolf Hitler menjadi Kanselir Jerman, ia mampu membawa semua sumber daya dari negara modern untuk menempatkan ‘anti-Semitisme’. Orang Yahudi secara bertahap kehilangan ‘hukum dan kebebasan’ dari hampir semua hak-hak mereka sebagai warga negara, mulai dari yang dasar dan yang terpenting seperti hak atas pendidikan dan kebebasan kerja, bahkan tidak diizinkan memelihara hewan peliharaan sendiri ataupun memiliki radio. Di samping hukum-hukum ini, boikot atas toko-toko Yahudi dan bisnis, kekerasan kasual terjadi dibawah Nazi dan pendukung mereka.
Jerman berpikir bahwa orang-orang Yahudi bukan warga negara yang tepat, didorong melalui kontrol berita Nazi yang digunakan untuk propaganda tanpa henti terhadap Yahudi, pencucian otak ini juga menjangkau semua anak-anak yang menerima pesan serupa.
Setelah invasi Jerman ke Uni Soviet pada tahun 1941, Nazi mengambil alih sebuah wilayah pemukiman Yahudi tradisional hingga mencapai 4 juta orang. Pemimpin Nazi menyusun ‘solusi akhir’ untuk tujuan utama mereka yang disebut ‘masalah Yahudi’. Sejak saat itu, Nazi telah membangun Kamp, beberapa kamp dibangun dengan kamar gas yang dirancang untuk pembunuhan massal. Yahudi di seluruh Eropa, mulai dari Norwegia hingga ke Yunani ‘diburu dan ditangkap’, mereka yang terdaftar kemudian diangkut melalui kereta api dan kemudian dibunuh atau dipaksa bekerja hingga mati. Ketika Jerman kalah perang, setiap usaha dilakukan untuk menghindari kekalahan, dengan kereta api, tentara yang tersisa, dan sumber daya dialihkan untuk mempercepat tugas ini (solusi akhir).

Belsen Dijaga Pasukan Elit Nazi

Adolf Hitler mendirikan Kamp pertama (Belsen Concentration Camp) di Jerman pada tahun 1933 setelah berkuasa. Dia menggunakan kamp tahanan untuk menjaga musuhnya yang dipenjara tanpa melalui pengadilan. Kamp-kamp berikutnya menyusul tak lama setelah itu, biasanya terletak di daerah terpencil atau hutan dibawah penjagaan satuan militer SS (Shützstaffel).
SS nazi, belsen
SS Nazi di Belsen / Credit: National Archives Gov UK
SS memiliki beberapa divisi, salah satunya bertanggung jawab untuk menjalankan pusat kamp-kamp kematian. Nazi Jerman memiliki tiga jenis kamp yang beroperasi diantaranya kamp Buruh (Arbeitslager), seperti Kaiserwald di Latvia dan Malchow di Jerman yang digunakan sebagai tahanan politik dan kerja paksa untuk Pemerintah Jerman. Kamp-kamp pusat seperti Bergen-Belsen dan Dachu, yang digunakan menahanan Yahudi sebagai tenaga kerja gratis untuk negara Jerman dan perusahaan terkait, diantaranyta kamp IG Faber, Kamp Kematian (Death Camps), Sobibor dan Treblinka di Polandia yang didirikan untuk tujuan tunggal ‘membasmi orang Yahudi’.

Korban Kebijakan Nazi, Kekejaman Dan Kebrutalan

Kamp digunakan untuk memenjarakan orang-orang Yahudi dan korban lain dari kebijakan Nazi. Rencana akhir Hitler untuk membunuh semua orang Yahudi di Eropa yang diberlakukan pada tahun 1941 melalui kamar-kamar yang dibangun dengan saluran gas tersembunyi, terutama dibeberapa kamp ‘kematian’ seperti Auschwitz. Bergen-Belsen (Kamp Belsen) didirikan pada tahun 1943 dan tidak pernah digunakan sebagai kamp kematian, tetapi disana sangat mengerikan dan kebrutalan. Menjelang akhir perang, ribuan orang Yahudi dievakuasi dari kamp-kamp di Eropa timur dan barat untuk menghindari tentara Soviet yang bergerak maju.
Ada sekitar 40.000 tahanan di Belsen pada bulan April 1945 dan banyak yang sekarat setiap harinya, ribuan orang meninggal tanpa dikubur.
Belsen pernah menjadi kamp kematian, menempatkan dan menahan orang Yahudi dari negara-negara Eropa barat. Pada bulan April 1945 jumlahnya membengkak disebabkan kiriman tahanan berjumlah besar, mereka dipaksa berbaris, dibawa melalui kereta api tanpa makanan dan sanitasi. Penulis buku harian Anne Frank meninggal di kamp Belsen pada bulan Maret 1945(beberapa minggu sebelum kamp dibebaskan sekutu).
Beberapa kamp kematian dibangun sebagai tempat eksekusi, sementara beberapa kamp diubah menjadi ‘kamp konsentrasi’ dan ‘kamp kerja paksa’. Yang paling terkenal adalah kamp Auschwitz yang digunakan sebagai kamp kerja paksa, dan kamp Birkenau terkenal sebagai kamp kematian.
Dunia mengetahui tentang kamp-kamp Hitler bahkan sebelum masa peperangan, tetapi sedikit laporan tentang gambaran penjara yang mengerikan. Dokumen-dokumen Belsen yang diperoleh tentara Inggris sangat berbeda dengan cerita yang beredar saat ini.

No comments:

Post a Comment