Diberitakan CNN, tembakan peringatan dilepaskan Israel pada Minggu, 11 November 2012. Tembakan ini sebagai balasan atas peluru dan mortir Suriah yang mengenai pos militer Israel di Dataran Tinggi Golan, dekat perbatasan kedua negara.
Kendati melakukan balasan, namun Israel percaya bahwa tembakan ke arah mereka tidak disengaja oleh militer Suriah. Israel meyakini, mereka turut menjadi korban dari konflik internal di negara tetangga.
"Kami menganggapnya sebagai kebocoran wilayah Israel. Ini adalah masalah internal Suriah. Kami yakin Israel bukanlah target. Kami juga meyakini peluru dan mortir nyasar yang menghantam kami," kata Komandan Angkatan Bersenjata Isral, Avital Leibovich.
Pemerintahan zionis juga telah melayangkan komplain ke angkatan bersenjata PBB di wilayah tersebut. "Tembakan dari Suriah menuju Israel tidak akan ditolerir dan akan dibalas sama kuatnya," tulis pernyataan Lembaga Pertahanan Israel.
Sebelumnya, Turki juga menjadi sasaran roket nyasar dari Suriah, menewaskan lima orang. Serangan ini langsung dibalas Turki, menimbulkan ketegangan kedua negara.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengaku prihatin atas perkembangan konflik di Suriah. "Dia menyerukan baik Suriah dan Israel untuk menegakkan Kesepakatan Perilaku, mematuhi kewajiban masing-masing, dan menahan diri dari pelanggaran gencatan senjata," tulis pernyataan PBB.
Israel dalam laporannya mengatakan bahwa mortir Suriah telah empat kali "mampir" ke wilayah mereka. Belum ada orang yang terluka akibat tembakan tersebut. Ini adalah ketegangan kedua negara yang pertama sejak 39 tahun lalu.
Dataran Tinggi Golan dikuasai oleh Israel dan dianggap secara internasional sebagai daerah pendudukan. Sebanyak 41.000 orang tinggal di wilayah ini, termasuk kaum Yahudi, Druze dan Alawi. Israel menguasi tempat ini sejak perang Arab-Israel tahun 1967.
Kedua negara menandatangani gencatan senjata pada 1974, setahun setelah konflik Arab-Israel lainnya. Secara teknis, Israel dan Suriah masih dalam status berperang.
No comments:
Post a Comment