Ketika Harun berusia 18 tahun, ia menunjukkan keberanian dan keterampilan sebagai seorang prajurit. Ayahnya saat itu khalifah islam yang memungkinkan dirinya memimpin pasukan melawan musuh-musuh Islam hingga ia memenangkan banyak pertempuran. Dalam Kisah 1001 Malam, Harun Al-Rasyid digambarkan sebagai sosok pemuda pemberani yang memenangkan banyak pertempuran. Siapakah Harun Al-Rasyid? John Henry Haaren, seorang pendidik dan sejarawan Amerika di tahun 1800-an, telah mengupas sejarah Harun Al-Rasyid dalam buku catatannya.
Sejarah Harun Al-Rasyid
Harun Al-Rasyid adalah khalifah islam kelima dari Kerajaan Abbasiyah, lahir dari khalifah Al-Mahdi dan wanita mantan Al-Khayzuran. Harun Al-Rasyid menerima sebagian besar pendidikannya dari Yahya, Barmakid (seorang pendukung setia ibu Harun).
Ketika memasuki masa remaja, Harun memimpin beberapa pertempuran melawan Kekaisaran Romawi Timur, di mana keberhasilan memperoleh gelar Jenderal dengan sebutan ‘Al-Rasyid‘ (yang mengikuti jalan benar, atau orang yang benar). Dia juga ditunjuk sebagai gubernur Armenia, Azerbaijan, Mesir, Suriah dan Tunisia, yang diberikan Yahya untuknya.
Ayahnya (Al-Mahdi) meninggal pada tahun 785 dan saudaranya ‘Hadi’ meninggal secara misterius di tahun 786, kemudian Harun Al-Rasyid menjadi khalifah pada bulan September tahun itu. Dia diangkat dan langsung menunjuk Yahya dari Barmakid sebagai wazirnya, memasang kader Barmakid sebagai administrator. Ibunya Al-Khayzuran memiliki pengaruh besar atas Harun Al-Rasyid hingga kematiannya tahun 803, dan Barmakids berada dibalik kekaisaran Harun Al-Rasyid. Dinasti daerah diberi status semi-otonomi dengan pembayaran tahunan yang cukup besar dan memperkaya finansial kerajaan Harun Al-Rasyid, tetapi melemahkan kekuatan para khalifah. Dia juga membagi kerajaan antara putranya Al-Amin dan Al-Ma’mum, yang memeneruskan peperangan melawan musuh Islam setelah kematian Harun Al-Rasyid.
Tahun 750 dinasti Abbasiyah diganti Umayyah sebagai penguasa Kerajaan Islam, dan generasi ini sibuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan mengatasi gangguan internal. Mereka memindahkan ibukota dari Damaskus ke arah timur ke kota Baghdad. Tahun 786 kekaisaran berdampak pada perdagangan yang lebih besar dan kekayaan yang lebih besar, memungkinkan kemewahan kerajaan khalifah Harun Al-Rasyid.
Kepemimpinan Khalifah Harun Al-Rasyid
Harun Al-Rasyid menjadi khalifah ketika ia hampir mencapai usia 21 tahun. Pemerintahan Harun Al-Rasyid dimulai dengan menunjuk menteri yang membawa pada pemerintahan dengan baik sehingga meningkatkan masyarakat. Harun membangun istana di kota Bagdad, jauh lebih megah dan lebih indah dari khalifah yang ada saat itu. Di sini Harun Al-Rasyid mendirikan istananya dan hidup dalam kemuliaan besar yang memiliki ratusan abdi dan budak.
Meskipun masa pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid membawa kondisi aman dan tidak ada pemberontakan besar, ada juga pemberontakan lokal. Di awal pemerintahan Harun Al-Rasyid timbul masalah di Mesir, Suriah,Mesopotamia, Yaman, dan Daylam (selatan Laut Kaspia), dan tahun 806 pemberontakan yang lebih serius terjadi di Khurasan di bawah kepemimpinan Rafi bin Laits.
Kesulitan mengendalikan kerajaan seluas kekuasaan Harun menyebabkan pembentukan kerajaan independen diMaroko melalui dinasti Idrisid di tahun 789, dan semi-independen di Tunisia melalui dinasti Aghlabid di tahun 800. Hal ini ditandai hilangnya kekuasaan oleh pemerintah pusat, bahaya disintegrasi meningkat dengan pengaturan bijaksana Harun Al-Rasyid. Al-Amin dan Al-Mamun, anaknya yang menjadi khalifah memiliki kendali atas provinsi tertentu dan sebagian tentara.
Mencintai Seni Dan Pendidikan
Bagdad dan kota-kota Islam di Spanyol terkenal karena pendidikan dan tempat berkumpulnya orang-orang terpelajar. Guru-guru asal Arab pertama kali diperkenalkan ke Eropa Barat baik aljabar dan angka-angka yang kita gunakan dalam aritmatika. Harun al-Rasyid memberikan dorongan besar dalam pendidikan. Dia seorang sarjana dan penyair yang setiap kali mengundang orang-orang terpelajar di kerajaannya sendiri, atau di negara tetangga. Harun Al-Rasyid menjadi dikenal dunia, dalam sejarah dikatakan bahwa korespondensi terjadi antara Harun Al-Rasyid dan Charlemagne yangh dikirimi Kaisar sebuah jam dan gajah.
Harun Al-Rasyid Menaklukkan Kekaisaran Romawi
Tahun 797 Harun memerintah 95.000 tentara Arab dan Persia yang dikirim ayahnya untuk menyerang Kekaisaran Romawi Timur yang diperintah Ratu Irene, Nicetas, Chrysopolis di pantai Asiatic (Bizantium). Ratu Irene beranggapan bahwa kota pasti akan diambil oleh Muslim, kemudian dia mengirimkan duta kepada Harun untuk tetapi ditolak.
Salah satu duta mengatakan, Ratu telah mendengar banyak dari kemampuan Harun sebagai seorang jenderal. Meskipun Harun Al-Rasyid seorang musuh, Irene mengaguminya sebagai seorang prajurit. Ucapan duta itu menyanjung Harun Al-Rasyid, kemudian mengatakan kepada para duta besar bahwa dirinya akan mengampuni Konstantinopel jika dia akan membayar tujuh puluh ribu keping emas sebagai upeti setiap tahunnya. Sang Ratu menyetujui ketentuan ini, Irene membayar upeti ditahun pertama, dan tentara Islam membatalkan penyerangan Romawi Timur.
Upeti emas dari Ratu Irene diberikan kepada Harun Al-Rasyid secara teratur selama bertahun-tahun. Upeti itu diterima di kota Bagdad dengan upacara besar, prajurit Romawi yang datang disambut baik dan pasukan muslim juga mengambil bagian dalam parade itu. Ketika emas itu telah diterima istana, para prajurit Romawi terhibur, dan diantar ke gerbang utama kota ketika mereka kembali ke Konstantinopel.
Tahun 802 Nicephorus merebut tahta Kekaisaran Romawi Timur, dia mengirim utusan kepada Harun Al-Rasyid untuk memberitahu bahwa upeti itu tidak akan dibayar lagi. Harun Al-Rasyid memulai pertempuran itu dengan tentara besar untuk menghukum Kaisar Nicephorus. Mereka mengepung Heraclea, sebuah kota di tepi Laut Hitam, dan dalam seminggu memaksanya untuk menyerah. Kaisar Romawi, Nicephorus dipaksa untuk setuju membayar upeti tetapi setelah khalifah Harun Al-Rasyid mencapai istana di kota Bagdad, Nicephorus menolak untuk memberikan upeti.
Harun Al-Rasyid bersumpah bahwa ia akan membunuh Nicephorus, tapi saat dia bersiap menyerang ke provinsi Romawi, pemberontakan terjadi di salah satu kota kerajaannya. Dalam masa-masa ini khalifah Islam, Harun Al-Rasyid meninggal karena penyakit yang sudah lama diderita.
No comments:
Post a Comment