Monday, 12 November 2012

Metode Pembelajaran Sambil Berhayal Tingkatkan Otak?

Metode pembelajaran subliminal membawa pesan yang melintas dalam waktu sepersekian detik, mungkinkah otak mampu menangkap pesan subliminal ketika peserta sedang berhayal?
Dan semua manusia pernah berhayal, disaat menonton televisi maupun saat menjelajahi internet yang seakan-akan memasuki cerita didalamnya. Apakah mungkin ketika manusia berhayal dan mampu menerima pesan singkat yang berkisar hanya beberapa detik?
Sama halnya ketika kita menonton sebuah film, dokumenter, yang berisikan ajakan atau penolakan. Metode pembelajaran ini sangat ampuh mempengaruhi otak diluar kesadaran kita. Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Jurnal Neuron menggunakan persepsi masking canggih, pemodelan komputasi, dan neuro-imaging yang menunjukkan bahwa metode pembelajaran instrumental dapat terjadi dalam otak manusia tanpa pengolahan isyarat kesadaran kontekstual.

Metode Pembelajaran Subliminal

Belajar saat tertidur atau Sleep Learning, dengan kata lain menyajikan informasi kepada seseorang yang tidur dengan memainkan rekaman suara belum bisa dikatakan berguna. Para peneliti menentukan bahwa belajar saat tidur bukan hal praktis dan mungkin tidak menghasilkan.
Metode Pembelajaran Subliminal
Berhayal / Credit: fanpop.com
Tapi bagaimana belajar saat berhayal? Metode pembelajaran subliminal adalah konsep pembelajaran yang tidak secara langsung memberi pesan, tetapi disembunyikan atau disemat dalam media dan akan diterima penggunanya saat berhayal atau menikmati media itu. James Vicary merintis metode pembelajaran subliminal pada tahun 1957, ketika dia menanam pesan dalam sebuah film yang digelar di New Jersey. Pesan melintas dalam waktu sepersekian detik dan mengatakan kepada penonton untuk meminum Coca-Cola dan memakan popcorn.
Dr.Mathias Pessiglione dari Wellcome Trust Centre For Neuroimaging di University College London mengatakan bahwa tanpa pengolahan sadar isyarat kontekstual, otak kita dapat belajar menilai imbalan (imbas) dan menggunakannya untuk memberikan bias saat pengambilan keputusan (ScienceDaily, 28 Agustus 2008).
Dengan membatasi jumlah waktu yang ditampilkan pada metode pembelajaran peserta, mereka memastikan bahwa sistem visi sadar otak tidak dapat memproses informasi. Ketika isyarat-isyarat ditampilkan setelah penelitian, peserta tidak pernah ingat sebelum scan otak. peserta menunjukkan bahwa isyarat tidak mengaktifkan pusat-pusat utama otak pengolahan, melainkan striatum yang diduga mempekerjakan ‘mesin belajar algoritma’ untuk memecahkan masalah. Ketika kita sadar akan hubungan antara isyarat dan hasil, maka kita memperkuat fenomena tersebut.

Metode Pembelajaran Melalui Internet

Cloud computing, mengacu pada sumber daya dan aplikasi yang tersedia dari perangkat yang terhubung ke internet. Cloud juga kolektif dan terkait dengan singularitas teknologi yang dipopulerkan oleh penulis sains fiksiVinge Vernor, atau penampilan masa depan intelijen Super yang lebih hebat daripada manusia melalui teknologi. Singularitas akan melampaui kekuatan pikiran manusia, menjadi tak terbendung, dan meningkatkan kesadaran manusia.
Christof Koch, seorang neuroscientist yang meyakini bahwa kita akan segera tahu kompleksitas Web yang mungkin sudah melampaui otak manusia. Dalam bukunya yang berjudul ‘Consciousness: Confessions of a Romantic Reductionist‘, dia membuat perhitungan sebagai berikut.
Jikalau kita mengambil jumlah komputer di planet ini (misalnya beberapa triliun) dan kalikan dengan jumlah transistor dalam setiap mesin (yang berisi seratus juta), kita mendapatkan sekitar satu miliar triliun. Dituliskan dalam rumus 10^18, seribu kali lebih besar dari jumlah sinapsis dalam otak manusia yang hanya berkisar 10^15.
Menurut pakar IT Dewayne Hendricks, terlepas dari beberapa organisasi yang mengklaim dapat menghancurkan jaringan internet. Menurunkan jaringan dari waktu ke waktu sehingga beberapa diantaranya tidak dapat diakses yang akan membuat rute di sekitar titik mati dan membawa pengguna terhenti.
Internet pada dasarnya semacam sarang pikiran, berisikan kepentingan semua orang dan menjaga Internet tetap berjalan. Dan satu-satunya cara untuk menghapus Internet hanya dengan menyingkirkan semua orang.
Cloud secara lahiriah telah melampaui pikiran manusia dan tak terbendung, akan tetapi bisakah hal itu meningkatkan respon manusia? Autosurfing, merupakan salah satu penelitian metode pembelajaran subliminal yang sudah berjalan lebih dari 5 tahun. Penelitian ini menggunakan layar besar dengan peristiwa metode pembelajaran subliminal dari Internet.
Seperti verticalbrowser.com yang digunakan sebagai tempat penelitian dengan informasi berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi. Pengguna mengambil informasi kepustakaan dalam hitungan menit. Tapi, berapa banyak data yang bisa ditangkap dan diterima otak?
Autosurfing merupakan inovatif yang membawa informasi dan berita ke garis depan. Dengan menggunakan metode pembelajaran subliminal akan menyebarluaskan informasi dan membuat pilihan yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment