Pemilik CT Corporation itu menemukan tips tersebut setelah 20 tahun terjun dalam dunia bisnis. "Bagaimana caranya, yaitu dengan mengetahui tren apa yang akan terjadi dan dibutuhkan ke depan. Kalau Anda kuasai trennya, beli sekarang dan Anda akan sukses," kata Chairul di sela pembukaan "Global Entrepreneurship Week" di Jakarta, Senin 12 November 2012.
Ia mencontohkan, pada 1970-an, seorang bernama Tirto Utomo membuat produk air minum dalam kemasan bermerek Aqua yang harganya lebih mahal dibandingkan bahan bakar minyak. Padahal, pada waktu itu, air minum tidak lazim dijual, karena bisa diperoleh secara gratis.
"Tirto Utomo mendapatkan ide luar biasa. Ke depan, air minum akan
menjadi komoditas. Ia bisa jual air dan berhasil membeli masa depan
dengan harga sekarang," paparnya.
Ia menjelaskan, seorang wirausaha harus dapat menangkap peluang yang berkembang di masa depan. Karena berbeda zaman, maka akan berbeda pula gaya hidup seseorang. Memprediksi tren yang akan datang bisa dilihat dari besarnya pendapatan per kapita suatu negara.
Saat ini, dia menjelaskan, produk domestik bruto per kapita Indonesia terus meningkat 15 persen per tahun. Pada 2030, Indonesia akan masuk ke dalam zaman keemasan.
Semakin tinggi pendapatan seseorang, menurut dia, semakin berbeda pula gaya hidupnya. Ia mencontohkan, saat dia remaja, mandi cukup menggunakan sabun batangan.
"Namun, saat ini, kehidupan orang sudah berubah dan mandi menggunakan sabun cair," tuturnya.
Karakteristik masyarakat Indonesia berbeda, menurut dia, karena gap antara penduduk yang berpenghasilan tinggi dan rendah sangat besar. Kondisi itu yang harus dimanfaatkan sebagai peluang oleh wirausaha untuk memenuhi setiap kebutuhan manusia.
"Yang penting, produk yang dijual adalah memiliki karakteristik yang
berbeda dan bisa menjadi produk unggulan," katanya
Semakin tinggi pendapatan seseorang, menurut dia, semakin berbeda pula gaya hidupnya. Ia mencontohkan, saat dia remaja, mandi cukup menggunakan sabun batangan.
"Namun, saat ini, kehidupan orang sudah berubah dan mandi menggunakan sabun cair," tuturnya.
Karakteristik masyarakat Indonesia berbeda, menurut dia, karena gap antara penduduk yang berpenghasilan tinggi dan rendah sangat besar. Kondisi itu yang harus dimanfaatkan sebagai peluang oleh wirausaha untuk memenuhi setiap kebutuhan manusia.
"Yang penting, produk yang dijual adalah memiliki karakteristik yang
berbeda dan bisa menjadi produk unggulan," katanya
No comments:
Post a Comment