Wednesday, 7 November 2012

8 BANDARA PALING MEMBAHAYAKAN DAN MENGERIKAN DI DUNIA

Sebagian penumpang pesawat merasa takut saat pesawat yang ditumpanginya lepas landas atau mendarat. Bayangkan sensasinya jika pesawat yang Anda tumpangi harus mendarat di landasan paling berbahaya di dunia. 

Begitu bahayanya, sampai-sampai tak sembarangan pilot yang boleh mengoperasikan pesawat di bandara-bandara di bawah ini. Berikut adalah delapan bandara paling mengerikan di dunia, seperti yang dilaporkan oleh Telegraph 10 Januari 2012:



1. Bandara Paro di Bhutan
Bandara ini dikelilingi oleh puncak Himalaya yang menjulang tinggi. Karenanya, Bandara Paro menjadi salah satu bandara yang paling menantang bagi pilot-pilot di dunia. Begitu menantangnya, sehingga hanya delapan pilot bersertifikat yang bisa mendaratkan pesawatnya di bandara ini.

Posisi landasan yang yang berada di lembah yang dalam mengharuskan para pilot tersebut untuk 'bernegosiasi' dengan serangkaian gunung yang ada di sekelilingnya. Mereka harus turun dengan cepat, kemudian berbelok dengan curam ke kiri untuk mendarat dengan posisi yang sempurna.



2. Bandara Matekane, Lesotho
Bandara ini terletak di daerah pegunungan di daerah Afrika. Para pilot tentu membutuhkan keahlian luar biasa untuk lepas landas dan mendarat di ujung Metakane yang tingginya mencapai 609 meter ini. Selain itu, proses tersebut juga bergantung pada kondisi angin di bandara. Pesawat-pesawat harus sudah terbang sebelum mencapai akhir landasan pacu yang berada di ketinggian 399 meter.


3. Bandara Saba, Karibia

Bandara Saba dikenal sebagai bandara dengan landasan pacu terpendek di dunia, yakni sepanjang sekitar 396 meter. Para pilot menggambarkan mendarat di landasan bandara ini sama dengan mendarat di kapal induk. Pesawat harus terbang ke arah tebing sebelum berbelok tajam ke arah kiri untuk bisa memperoleh posisi sempurna untuk mendarat. Landasan ini berada di atas tebing terjal yang di bawahnya adalah lautan.




4. Bandara Sea Ice, Antartika


Landasan pacu bandara ini terbuat dari ukiran es lautan Ross Island. Dengan panjangnya 3,2 km, landasan di bandara Sea Ice ini hanya bisa beroperasi saat musim panas di Antartika. Para pilot harus menghindari mendarat terlalu berat dan pesawat harus terus dipantau dan dipastikan bahwa pesawat tidak tenggelam lebih dari 25 cm ke dalam es.



5. Princess Juliana International Airport, St Maarten, Karibia

Penerbangan mendekati Bandara Internasional Putri Juliana harus melewati atas air, tepatnya Pantai Maho, dan pilot harus membuat instrumen pemeriksaan teratur untuk memastikan terjaganya ketinggian yang sesuai. Pasalnya, jarak antara laut dengan badan pesawat begitu dekat. Pantai Maho ini pun menjadi lokasi yang populer di kalangan wisatawan untuk melihat dari dekat proses pendaratan pesawat.

Pada saat lepas landas, pilot juga harus membelok tajam ke kanan dan memutar untuk menghindari gunung di ujung landasan.




6. Bandara Tenzing-Hillary, Lukla, Nepal

Tidak ada toleransi untuk sedikit pun kesalahan pilot untuk lepas landas dan mendarat di landasan bandara ini. Bandara yang dibangun untuk para pendaki Gunung Everest. Pilot diharuskan memiliki perhitungan navigasi yang sempurna karena ada dinding tebing pegunungan yang curam di ujung landasan. Bandara ini hanya dibuka pada siang hari dan cuaca cerah.
Selain itu, pesawat juga harus terbang di waktu yang tepat karena di ujung landasan terdapat dataran yang menurun tajam sebelum berbatasan langsung dengan dinging pegunungan batu.

7. Bandara Narsarsuaq, Greenland 
Bagi para penumpang, bandara ini merupakan bandara yang paling indah yang pernah ada. Namun bagi para pilot, mendarat atau lepas landas di bandara ini memiliki ancaman turbulensi dan angin yang kencang, bahkan di saat hari cerah. Hanya pilot-pilot yang memiliki pengetahuan di daerah tersebut yang boleh mengoperasikan pesawat di bandara ini. Bandara ini ditutup saat malam hari.



8. Bandara Funchal, Madeira
Bandara di negara Portugal ini merupakan salah satu bandara paling berbahaya di dunia. Sebab landasan pacu di bandara ini sangat pendek dan berdekatan dengan tebing. Pada 1980, pesawat Boeing 727 jatuh di landasan ini saat akan mendarat. Sejak peristiwa yang membunuh 131 penumpang itu, landasan pacu pun diperpanjang dengan menambah 150 tiang beton yang menjorok ke laut.

Walaupun kini landasannya sudah lebih panjang, namun posisinya yang berdekatan dengan pegunungan dan laut menimbulkan ancaman turbulensi ekstrem akibat cuaca yang tidak stabil di daerah tersebut.



No comments:

Post a Comment