Wednesday, 7 November 2012

Gelar Pahlawan Nasional Turunkan Derajat Soekarno-Hatta?

Setelah sekian lama, Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya mendapat gelar pahlawan nasional. Tetapi gelar itu justru mendapat kritik. Bagi sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, gelar pahlawan nasional menurunkan derajat dua proklamator tersebut. 
Bung Karno didampingi Bung Hatta membaca naskah proklamasi. 
"Pada tahun 1986, Presiden Soeharto mengatakan kepada menantunya Hatta, Sri Edi Swasono, bahwa Pahlawan Proklamator itu lebih tinggi dari Pahlawan Nasional," kata Asvi dalam perbincangan dengan VIVAnews, Rabu 7 November 2012. 

Memang, saat itu pengakuan bahwa derajat Pahlawan Proklamator lebih tinggi dari Pahlawan Nasional baru sebatas lisan. Tetapi, hal itu terucap dari seorang presiden yang saat itu sangat berkuasa di era orde baru. 

"Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2009 jelas disebutkan, gelar kepahlawanan itu mencakup gelar sebelumnya seperti pahlawan kemerdekaan nasional, proklamator, dan revolusi," jelas Asvi. "Gelar ini menurunkan derajat Soekarno-Hatta."

Pada saat era Bung Karno menjadi Presiden, sudah banyak gelar tanda pahlawan disematkan kepadanya. Saat itu, dia diberi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Kemudian setelah PKI tumbang, muncul gelar Pahlawan Revolusi.  "Jadi apakah mereka semua itu perlu diangkat lagi menjadi Pahlawan Nasional?" tanya Asvi. 

Satu hal lagi yang dipertanyakan Asvi, mengapa pemerintah tidak mengambil langkah konkret untuk menghormati Soekarno dan Hatta. Misalnya, mengganti nama jalan di depan Istana Presiden menjadi Jalan Soekarno, dan jalan di depan istana Wakil Presiden menjadi Jalan Mohammad Hatta. "Kalau perlu, satu lagi Jalan Tan Malaka," jelas Asvi.

No comments:

Post a Comment