Sunday, 2 December 2012

Survei Puskaptis: Partai Nasionalis Relijius Masih Eksis "Partai-partai nasionalis religius punya pemilih loyal di komunitas"

Partai-partai nasionalis-relijius diperkirakan masih akan tetap bertahan pasca-2014. Bahkan, menurut survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), berpeluang mendulang suara lebih banyak pada Pemilihan Umum 2014 mendatang.

Prediksi ini berdasarkan hasil survei mengenai persepsi pemilih yang digelar pada 29 Oktober-7 November 2012. Direktur Eksekutif Puskatis Husin Yazid, mencontohkan Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya. Dalam  hasil survei Puskaptis, partai berlambang matahari terbit itu, perolehan suaranya diperkirakan  6,69 persen.

"Naik dibanding perolehan suaranya pada Pemilu 2009 yang sebesar 6,01 persen. Partai-partai nasionalis religius punya pemilih loyal di komunitas masing-masing," kata Husin dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, Minggu 2 Desember 2012.

Partai-partai semacam itu juga nongkrong di sepuluh besar sesuai hasil survei. Di bawah PAN, ada Partai Keadilan Sejahtera dengan raihan suara sebesar 5,91 persen, lalu diikuti Partai Kebangkitan Bangsa dengan 3,05 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan meraup 3,57 persen.

Sepuluh besar memang didominasi partai-partai nasionalis. Berturut-turut dari yang paling tinggi dalah Golkar (15,98 persen), Demokrat (13,84 persen), PDIP (13,19 persen), Gerindra (7,54 persen), Nasdem (4,42 persen), dan Hanura (2,60). "Pemain-pemain lama masih mendominasi, karena infrastruktur dan jaringannya kuat. Tapi ada juga pendatang baru yang menyodok yakni Nasdem," kata Husin.

Husin menerangkan alasan memilih suatu partai masih didominasi faktor tokoh di partai. Responden yang menyatakan  alasan ini mencapai 11,12 persen. "Alasan-alasan lain memilih partai adalah melihat visi dan platformnya (4,39 persen ), kedekatan (2,78 persen), kinerja (1,94), ideologi (1,79 persen), dan ketertarikan karena partai baru (1 persen)."

Husin menambahkan, faktor loyalitas pemilih juga signifikan menyumbang preferensi pemilih. Dalam hal alasan menyukai suatu partai, hasil survei menunjukkan faktor loyalitas tertinggi (6,68 persen). Selanjutnya senada dengan alasan memilih, orientasi kerakyatan partai juga menentukan (6,01 persen). "Sesudah itu baru figur partai," ujar Husin.

Survei Puskatis itu sendiri melibatkan 1.800 responden, secara proporsional di 33 provinsi, random di 115 kabupaten/ kota, 181 kecamatan, 342 desa/ kelurahan, 670 RT/ RW. Survei menggunakan teknik multistage random sampling dengan margin error 2,8 persen. Dan dengan  tingkat kepercayaan 95 persen.

"Karakteristik pemilih mencakup jenis kelamin, umur minimal 17 tahun, pendidikan, pendapatan, dan pengeluaran," katanya.

No comments:

Post a Comment